Dalai Lama Tak Khawatir Terpilihnya Donald Trump Sebagai Presiden AS
Tiongkok menuduh Dalai Lama berusaha untuk memisahkan Tibet dari Negeri Tirai Bambu.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, ULAANBAATAR - Pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama mengatakan Rabu (23/11/2016), "tidak ada kekhawatiran" Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Malah saat mengunjungi ibu kota Mongolia, Ulaan Baatar, Dalai Lama mengharapkan Trump akan menyelaraskan kebijakan dengan realitas global.
Karena itu pada akhir kunjungan empat hari ke Mongolia, pemimpin Buddhisme Tibet ini pun berharap bisa segera bertemu Trump setelah pelantikan Presiden ke-45 AS pada 20 Januari mendatang.
Namun Dalai Lama tidak memberikan kejelasan kapan tanggal pertemuan antara dua tokoh ini telah direncanakan.
Bahkan oleh banyak pihak, pertemuan Dalai Lama dengan Trump seperti biasanya akan menarik kemarahan Tiongkok.
Biarawan 81 tahun mengatakan ia selalu menganggap AS sebagai pemimpin "dunia bebas" dan tidak khawatir tentang pernyataan yang dibuat oleh Trump selama kampanye pemilu.
Termasuk terkait beberapa komentar Trump yang menyinggung Muslim dan kelompok-kelompok minoritas lainnya di negeri Paman Sam.
"Saya merasa selama pemilihan, calon memiliki lebih banyak kebebasan untuk mengekspresikan pandangannya. Sekarang setelah terpilih, ia memiliki tanggung jawab, maka ia harus membawa kerjasama dan aneka program sesuai realitas,"katanya kepada wartawan.
"Jadi saya tidak ada kekhawatiran."
Tiongkok menuduh Dalai Lama berusaha untuk memisahkan Tibet dari Negeri Tirai Bambu.
Tiongkok juga mendesak Mongolia dengan jelas mengenali esensi separatisme anti Tiongkok yang dilancarkan grup Dalai Lama.
Bahkan berharap Mongolia melakukan aksi nyata untuk menghapuskan pengaruh negatif yang diakibatkan kunjungan Dalai Lama di Mongolia.
Hal itu dinyatakan juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lu Kang dalam jumpa pers kemarin di Beijing.
Ketika ditanya wartawan mengenai bagaimana komentar Tiongkok atas kunjungan Dalai Lama ke-14 ke Mongolia, Lu Kang mengatakan, Mongolia bersikeras mengundang Dalai Lama mengadakan kunjungan ke Mongolia tanpa mengindahkan nasihat Tiongkok, untuk itu Tiongkok menyatakan ketidakpuasan serius dan pertentangan tegas atas keputusan Mongolia tersebut.
Jubir itu mengatakan, sejak lama Dalai Lama dalam pengasingannya selalu melancarkan gerakan separatisme Tiongkok dengan alasan agama.
Tiongkok dengan tegas menentang Dalai Lama dengan status apapun melakukan gerakan separatis anti Tiongkok di negara manapun, dan menentang anggota pemerintah negara manapun mengadakan kontak dengan Dalai Lama dalam segala bentuk. (Fox News/CRI/AP)