Filipina Klaim Kontak Senjata di Sabah Tewaskan Bos Abu Sayyaf
Filipina mengklaim aksi bentrok senjata di Sabah, Malaysia, menewaskan pemimpin Abu Sayyaf, Abraham Hamid.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, ZAMBOANGA - Filipina mengklaim aksi kontak senjata di Sabah, Malaysia, menewaskan pemimpin Abu Sayyaf, Abraham Hamid.
Menurut juru bicara Komando Militer Mindanao Barat Filemon Tan, ada tiga orang yang terbunuh dalam bentrok senjata di Semporna, Sabah.
Bentrok senjata tersebut terjadi 8 Desember lalu, melibatkan militan Abu Sayyaf dan kepolisian Malaysia.
Dikatakan kepolisian Malaysia membunuh tiga orang dalam kontak senjata tersebut.
Satu orang yang tewas di antaranya bos Abu Sayyaf, Abraham Hamid.
"Kematian Hamid ini menjadi pukulan besar bagi Abu Sayyaf," demikian kata Filemon Tan, Sabtu (10/12/2016).
"Karena itu akan mengurangi kemampuan militan Abu Sayyaf untuk mendapat dan menculik orang lagi ke depannya," ucap Filemon Tan lagi.
Filemon Tan juga menambahkan, dua orang lain yang tewas adalah anak buah Abraham Hamid, Samsung Aljan dan Awal Hajal.
Kontak senjata dipicu aksi penculikan dan pembajakan yang dilakukan Abraham Hamid dan kelompoknya di sekitar perairan Sabah hari itu.
Dua kapal nelayan jadi korban dan kelompok tersebut menculik seorang sandera dari tiap kapal tersebut.
Saat kelompok militan hendak menghampiri kapal ketiga yang menjadi targetnya, ternyata kapal itu berisi sekelompok polisi Malaysia.
Abraham Hamid merupakan dalang di balik penculikan sandera asal Kanada Robert Hall dan John Ridsdel, dan lainnya.
Robert Hall dan John Ridsdel berakhir dipenggal karena permintaan tebusan tak kunjung dibayar, sedangkan lainnya dibebaskan setelah tebusan dibayar.
Kepolisian Sabah mengaku telah menerima informasi soal Abraham Hamid dari pihak Filipina.
Namun, masih ingin melakukan penyelidikan terlebih dahulu soal itu. (Star Online/Malaysian Digest)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.