India Tambah Daya Jangkau Rudal Brahmos, Moncongnya Diarahkan ke China
Dengan penempatan rudal Brahmos yang masih memiliki jarak tembak maksimal 290 km itu, pemerintah China sudah ketakutan. Apalagi...
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Kemampuan jelajah rudal Brahmos buatan India-Rusia terus ditingkatkan.
Kesepakatan peningkatkan jarak tembak rudal berkecepatan supersonik itu disampaikan langsung oleh Menteri Pertahanan India Subhash Brahme kepada parlemen India pada tanggal 16 Desember lalu.
Pada awalnya, Rusia menyetujui India memproduksi rudal Brahmos melalui program Missile Technology Control Regime (MTCR) dengan jarak tembak rudal dibatasi hanya sejauh 200 km.
Tapi setelah Presiden Putin berkunjung ke India pada pertengahan Oktober lalu, telah terjadi peningkatan jarak tembak rudal Brahmos hingga bisa menghantam target sejauh 600 km.
Dengan jarak tembak sejauh itu, jika diarahkan ke arah timur dan utara bisa menghantam kota-kota penting di China, seperti semua wilayah Yunan serta Tibet.
Hingga saat ini India telah menempatkan lebih dari 100 rudal Brahmos yang bersifat mobil dan lima peluncur rudal otonom.
Semua moncong rudal Brahmos mengarah ke timur dan utara yang merupakan kawasan paling ujung di Arunachal Pradesh serta berbatasan langsung dengan wilayah China.
Dengan penempatan rudal Brahmos yang masih memiliki jarak tembak maksimal 290 km itu, pemerintah China sudah ketakutan.
Apalagi jika rudal Brahmos yang memiliki jarak tembak 600 km mulai ditempatkan,militer China bukan tidak mungkin bakal makin ketar-ketir.
Sambil menunggu proses pengembangan rudal Brahmos, militer India saat ini juga sedang melakukan latihan penembakan rudal menggunakan jet tempur Sukhoi Su-30MKI dan penembakan dari kapal selam.
Saat ini 40% material rudal Brahmos merupakan buatan India dan 60% komponen rudal berasal dari Rusia dan sudah bisa diproduksi sendiri oleh industri militer India.
Produk-produk rudal Brahmos juga telah diekspor ke sejumlah negara di kawasan Asia seperti Vietnam, Malaysia, Filipina, Thailand, termasuk Indonesia.
Sedangkan negara-negara di luar Asia yang sudah menyatakan tertarik untuk membeli antara lain Argentina, Brazil, Bulgaria, Chile, Afrika Selatan dan Uni Emirat Arab.