Ini Tiga Perempuan Korea Utara Mata-mata Yang Paling Terkenal
Korut memiliki catatan panjang dalam penggunaan wanita sebagai mata-mata
Editor: Johnson Simanjuntak
Mereka kemudian ditangkap di bandara Bahrain. Agen pria yang berusia 72 tahun langsung bunuh diri ketika ditangkap.
Dia menggigit sianida yang disimpan di dalam sebatang rokok. Upaya bunuh diri dengan cara sama pun sempat akan dilakukan Kim Hyon Hui, tetapi bisa digagalkan.
Perempuan itu lalu diekstradisi ke Seoul.
Dalam pemeriksaan di Korsel, Kim mengaku peledakan pesawat ditujukan untuk mengganggu rencana Olimpiade Musim Panas di Seoul, 10 bulan setelah peristiwa.
Atas perbuatan itu, Kim dijatuhi hukuman mati.
Namun, kemudian dia menerima pengampunan. Sebab, belakangan terungkap bahwa Kim telah menjadi korban penipuan pemimpin Korut.
Kim pun menjadi penulis dan membuat sejumlah buku laris. Dia menikah dengan mantan pejabat intelijen.
Won Jeong Hwa
Perempuan ini masuk ke Korea setelah sekitar tahun 2001 dengan menyamar sebagai pengungsi dari Korut.
Hwa kemudian ditangkap dan menjalani hukuman lima tahun penjara pada tahun 2008.
Otoritas Korsel menyebutkan, Hwa menggunakan daya tarik seksualnya untuk mendapatkan informasi sensitif tentang militer Korsel.
Dia pun menjalin hubungan dengan perwira Korsel dan merancang pembunuhan terhadap sejumlah pejabat militer lainnya.
Media Korea Selatan dengan cepat memberi julukan "Mata Hari-nya Korea Utara" untuk Hwa.
Mata Hari adalah nama panggung dari Margaretha Geertruida "Margreet" MacLeod, penari erotis asal Belanda yang menjadi mata-mata untuk Jerman pada masa Perang Dunia I.