Ini Tiga Perempuan Korea Utara Mata-mata Yang Paling Terkenal
Korut memiliki catatan panjang dalam penggunaan wanita sebagai mata-mata
Editor: Johnson Simanjuntak
Setelah dibebaskan dari penjara, Hwa mengatakan, citranya sebagai Mata Hari asal Korut terlalu dibesar-besarkan. Sebab, dia hanya satu kali menggunakan seks untuk tugasnya.
Dia mengaku sungguh jatuh cinta kepada seorang tentara muda. Dia lantas tak menuruti perintah Korut untuk membunuh dua pejabat intelijen Korsel dengan menggunakan racun.
Hwa lalu berjuang untuk mengubah jalan hidupnya setelah lepas dari penjara.
Upaya itu terjadi di tengah derasnya tuduhan bahwa Hwa hanya mata-mata rendahan yang perannya dibesar-besarkan oleh otoritas Korsel.
Kendati demikian, Hwa berkeras bahwa dia adalah seorang mata-mata yang sangat terlatih.
Lee Sun Sil
Pada bulan Oktober 1992, Dinas Intelijen Korsel menangkap 62 orang terkait pendirian cabang rahasia dari Partai Buruh Korut.
Ujung tombak dari gerakan bawah tanah itu adalah seorang wanita Korut berumur 75 tahun yang telah 10 tahun menyusup ke Korsel.
Lee menduduki peringkat 22 dalam hierarki politik di Korut.
Dia berhasil terhindar dari penangkapan karena sudah kembali ke Korut ketika gerakan itu terungkap.
Seorang bekas agen Korut yang ditangkap terpisah pada pertengahan era 1990-an mengaku menemani Lee dalam perjalanan ke Korut pada tahun 1990.
Mereka menggunakan kapal selam mini untuk meninggalkan Korsel.
Mantan agen rahasia itu mengatakan, Lee pernah bertemu dengan tokoh Korut Kim Il Sung, kakek dari pemimpin saat ini, Kim Jong Un.
Mereka bertemu dua kali di salah satu vila milik Il Sung.
Dalam kesempatan itu, Il Sung menghadiahi gelar kehormatan untuk Lee, dan sebuah arloji emas dengan grafir namanya.
Lee, yang juga adalah anggota parlemen di Korut, dikabarkan meninggal dunia pada tahun 2000.
Dia dimakamkan di taman makam pahlawan Pyongyang.(Glori K. Wadrianto)