Warga Malaysia di Korut: Tak Ada Pemberitahuan Larangan Tinggalkan Pyongyang
Kuala Lumpur mengusir Kang Chol karena pernyataannya yang dinilai menghina dan tidak berdasar terhadap Malaysia.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Seorang perempuan asal Malaysia yang bermukim di Pyongyang tidak menyadari tentang larangan sementara bagi warga Malaysia meninggalkan Korea Utara.
"Kami tidak menerima berita tentang larangan itu," demikian pengakuan seorang warga Malaysia yang enggan namanya disebutkan, ketika dihubungi oleh Bernama, pada Selasa (7/3/2017).
Dia menolak untuk mengungkapkan identitasnya dan mengatakan bahwa ia tidak tahu tentang larangan yang diterapkan oleh Pyongyang.
Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Reezal Merican Naina Merican mengatakan 11 warga Malaysia di Pyongyang dalam kondisi aman.
Duta besar Korea Utara untuk Malaysia Kang Chol dinyatakan persona non grata oleh pemerintah Malaysia Sabtu (4/3/2017) dan diberi waktu 48 jam untuk meninggalkan negara tersebut. Ia meninggalkan Kuala Lumpur pada hari Senin (6/3/2017).
Baca: Malaysia Membalas, Cegah Warga Korea Utara Tinggalkan Negaranya
Dalam balasannya, Pyongyang juga mengeluarkan keputusan mengusir Duta besar Malaysia untuk Korea Utara Mohamad Nizan Mohamad, pada Senin (6/3/2017) dan memberikan waktu kepadanya 48 jam.
Korea Utara, Selasa (7/3/2017) mengambil kebijakan mencengangkan yakni larangan sementara warga negara Malaysia meninggalkan Korea Utara.
Malaysia bereaksi dengan melarang sementara warga Korea Utara termasuk staf kedutaan untuk meninggalkan Kuala Lumpur.
Kuala Lumpur mengusir Kang Chol karena pernyataannya yang dinilai menghina dan tidak berdasar terhadap Malaysia.
Kang Chol mengklaim bahwa Kuala Lumpur bersekongkol dengan Korea Selatan untuk menyerang Korea Utara terkait kasus pembunuhan Kim Jong Nam.
Ia mempertanyakan penyelidikan polisi Malaysia terhadap pembunuhan Kim Chol dan mengklaim penyelidikan tersebut tak dapat dipercaya. (The Star/BERNAMA/AFP/Reuters)