Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Remaja Korban Perdagangan Manusia Dipaksa Melayani Lebih dari 1000 Pria Selama 2 Tahun

Seorang gadis remaja di Philadelphia, Amerika Serikat menjadi korban perdangangan manusia dan telah dipaksa melakukan hubungan seksual dengan lebih d

TRIBUNNEWS.COM, PHILADELPHIA - Seorang gadis remaja di Philadelphia, Amerika Serikat menjadi korban perdangangan manusia dan telah dipaksa melakukan hubungan seksual dengan lebih dari seribu pria selama dua tahun.

Para pengacara di Pennysylvania mengatakan bahwa klien mereka mengalami eksploitasi seksual di sebuah motel selama beberapa tahun.

Dilansir dari Cbsnews.com, Minggu (12/3/2017), mereka yakin bahwa gadis remaja tersebut merupakan korban perdagangan manusia yang dipaksa untuk melakukan hubungan seksual dengan lebih dari seribu pria.

"Anak ini dipaksa menjadi budak seks, dibayar untuk melakukan hal itu dengan dua, tiga, empat kali lipat usianya," ungkap pengacara Nadeem Bezar.

Pengacara remaja tersebut menggunakan hukum Pennysylvania terkait perdagangan manusia untuk menuntut motel tempat klien mereka dieksploitasi secara seksual.

Berdasar laporan CBS Philadelphia gugatan ini menjadi gugatan perdata pertama di bawah hukum sejak diberlakukan pada 2014.

Para pengacara menduga kuat karyawan di Roosevelt Inn, Utara Philadelphia mengetahui bahwa gadis berusia 14 tahun tersebut ditahan selama dua tahun.

Berita Rekomendasi

Mereka mengatakan bahwa gadis tersebut dipaksa melakukan hubungan seks dengan bayaran 50 dolar Amerika atau sekitar Rp 667 ribu.

"Dia benar-benar hancur atas apa yang terjadi padanya. Dia hanya mencoba mendapatkan kembali hidupnya," kata Bezar.

Gadis yang sekarang berusia 17 tahun tersebut ingin agar pihak hotel membayar atas apa yang terjadi padanya.

Di bawah hukum perdagangan manusia 2014, gadis itu menuntut pemilik motel, perusahaan manajemen motel dan manager itu sendiri.

Dalam guguatan disebutkan tuntutan ganti rugi sebesar 50 ribu dolar Amerika atau sekitar Rp 667 juta.


Berdasar keterangan penyidik, gadis tersebut merencakan untuk kabur dan berhubungan kembali dengan keluarganya setelah dua tahun berada di motel.

Penyidik mencatat bahwa pihak yang bertanggung jawab atas perdagangan remaja akan dihukum dan dijatuhi hukuman penjara.

Pengacara gadis itu menolak untuk mengidentifikasi sang penculik karena takut akan ada tindakan balas dendam.

Ketika CBS Philadeplhia mencoba berbicara dengan Manager Motel Yanga Patel mengenai gugatan yang dilayangkan kepada pihak motel, Patel menyangkal tuduhan tersebut.

"Aku selalu berada di kantor. Aku tidak melihat apapun yang salah," kata Patel.

Penyidik mengatakan bahwa motel tersebut sudah terkenal di kalangan jaksa Philadelphia sebagai "pusat perdagangan manusia" di kota tersebut.

Erin O'Brien, seorang asisten pengacara, mengatakan pada penyidik bahwa Patel telah bekerjasama dengan polisi pada penyidikan sebelumnya.

Penyidik mengatakan, "Hampir semua investigasi terkait perdagangan manusia yang kami lakukan, kami menemukan korban berada di Roosevelt Inn".

"Kamu pasti sudah buta, tuli, dan bodoh sampai tidak mengetahui bahwa 100 pria muncul selama beberapa hari ini," kata Tom Kline, seorang pengacara yang mewakili gadis tersebut.

"Anda memiliki petugas kebersihan yang datang ke ruangan tersebut dan seringkali menemukan kotak atau keranjang sampah yang penuh dengan kondom yang sudah dipakai," tambah Bezar.

Kline mengatakan bahwa hal ini sudah jelas dan menjadi contoh mencolok bahwa sebuah motel mencoba mencari cara untuk meningkatkan keuntungan.

"Tidak mungkin ada sederet lelaki hidung belang menunggu di depan pintu dan di sekitar kamar tanpa mereka mengetahuinya," kata Kline.

Saat ini korban sedang menjalani terapi dan mencoba mendapatkan kembali hidupnya, kata pengacara gadis itu. 

Selengkapnya tonton video di atas. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas