TRIBUNNEWS.COM - Latihan militer Korea Selatan (Korsel) dan AS bersandi Foal Eagle and Key Resolve dan Soaring Eagle guna menghadapi Korea Utara (Korut) menunjukkan bahwa kampanye militer untuk menyerbu Korut tinggal menghitung hari.

Tanda-tanda bahwa AS siap melakukan infiltrasi militer ke Korut terlihat dalam latihan yang berlangsung sejak 24 Maret itu.

Militer AS tak lupa mengikutsertakan jet tempur paling mutakhir F-35 Lightning II dan F-22 Raptor yang akan bergabung dengan sekitar 50 jet tempur milik AU Korsel.

Selain itu, AS juga menurunkan satuan- satuan elit seperti Navy SEAL Team Six, Delta Force, Ranger, dan Green Berets.

Turunnya satuan Navy SEAL yang merupakan tim andalan untuk  melancarkan infiltasi lewat lautan mengindikasikan bahwa suatu operasi khusus sedang dirancang oleh militer AS dan Korsel.

Apalagi tujuan utama dari latihan gabungan ini adalah mengantisipasi sepak terjang pimpinan Korut, Kim Jong Un yang tidak bisa ditebak.

Kendati baik militer AS maupun Korsel menyatakan bahwa latihan gabungan itu bertujan defensif, namun kantor berita Korut KCNA menyatakan latihan itu seperti bom waktu yang siap meledak.

Pihak Pyongyang mengecam latihan gabungan itu dan mengatakan latihan itu bersifat “sangat invansif”.

Militer Korut yang belum lama ini melaksanakan peluncuran sejumlah rudal hingga jatuh ke wilayah Jepang juga menyatakan siap menghadapi agresi militer Korsel dan AS.

Pemerintah Korut bahkan mengancam akan melakukan uji coba peluncuran rudal jarak jauh yang lebih canggih dan disiapkan secara khusus untuk menggempur AS.