Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Jepang Latihan Mengungsi Menghadapi Datangnya Peluru Kendali Korea Utara

Untuk pertama kali latihan mengungsi dilakukan guna menghadapi kemungkinan peluncuran peluru kendali Korea Utara (Korut).

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Warga Jepang Latihan Mengungsi Menghadapi Datangnya Peluru Kendali Korea Utara
Koresponden Tribunnews/Richard Susilo
Warga Perfektur Akita Jepang sedang latihan mengungsi ke tempat yang disediakan saat peluru kendali diluncurkan, Jumat (17/3/2017). 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Latihan mengungsi tidak hanya menghadapi gempa bumi saja di Jepang.

Kini untuk pertama kali latihan mengungsi dilakukan guna menghadapi kemungkinan peluncuran peluru kendali Korea Utara (Korut) yang diperkirakan bisa jatuh dan meledak di Jepang.

"Kita kesusahan sekali, tetapi pelatihan mesti dilakukan siap-siap apa pun yang akan terjadi nantinya. Yang penting tidak ada cedera atau kecelakaan dalam latihan kali ini," kata Chihiro Yatake, penanggungjawab penanganan darurat dari kementerian dalam negeri Jepang, Jumat (17/3/2017).

Pelatihan dilakukan di daerah Kitaura Kota Oga Perfektur Akita khususnya menggunakan Shimin Hall serta gedung SD Hokuyo.

Partisipan sebanyak 120 orang beserta polisi dan berbagai aparat pemerintah lainnya, selain penduduk setempat.

Kota ini di tepian pantai Laut Japan dan dekat jaraknya dengan semenanjung Korea, menjadi target mudah bagi peluncuran peluru kendali Korut.

Berita Rekomendasi

"Peluncuran peluru kendali perlu maksimum 3 menit ke udara lalu dari lokasi setempat ke Jepang perlu hanya 7 menit saja," kata Yasuo Tanaka (60), mantan perenang dan mantan Gubernur Nagano serta Ketua New Party Nippon, lulusan Universitas Hitotsubashi, Selasa (21/3/2017).

Rudal atau peluru kendali diskenariokan datang, lalu masyarakat berlari menuju tempat pengungsian di desa nelayan kecil Kitaura tersebut.

Baca: Ketika Presiden Jokowi dan Ibu Negara Harus Berpindah Mobil di Tengah Jalan

Kedatangan rudal itu diketahui setelah alarm J-Alert Jepang berbunyi melalui speaker (pengeras suara) emergency (darurat) dan radio serta media lainnya.

Mendengar bunyi alarm tersebut semua anggota masyarakat ke luar, evakuasi diri dan berlari menuju lokasi kumpul yang dituju.

Menarik dalam latihan yang disaksikan Tribunnews.com tersebut, ada seorang warga partisipan latihan darurat itu yang membawa plastik sampah serta penjepitnya untuk mengambil sampah.

"Kalau sudah panik begini biasanya orang suka lupa membuang sampah sembarangan. Tapi kita mesti sadar bahwa sampah tak boleh berantakan harus dikumpulkan agar lingkungan kita tetap bersih setelah latihan atau setelah kejadian muncul. Itulah sebabnya saya membawa plastik sampah ini," kata penduduk yang ikut partisipasi latihan darurat tersebut.

Lokasi latihan terletak sekitar 250 kilometer dari zona ekonomi eksklusif Jepang yang berbatasan dengan semenanjung Korea.

Korea Utara tahun lalu, menembakkan rudal balistik dengan jumlah lebih dari 20 kali.

Lalu tanggal 6 Maret menembakkan sekaligus empat rudal yang jatuh ke laut Jepang lepas pantai Semenanjung Oga.

Untuk pertama kali ini pemerintah Jepang melalui pemerintah daerah Akita, menggunakan peringatan J-Alert alarm bagi pelatihan evakuasi menghadapi kemungkinan datangnya rudal dari Korut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas