Mantan Gerilyawan Terpilih Menjadi Presiden Timor Leste
Francisco Guteres, yang lebih dikenal dengan nama Lu-Olo, telah keluar sebagai pemenang pemilihan presiden
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, DILI - Mantan gerilyawan Timor Leste, Francisco Guteres, yang lebih dikenal dengan nama Lu-Olo, telah keluar sebagai pemenang pemilihan presiden negara itu dalam satu putaran saja.
Hasil penghitungan suara hingga Selasa (21/3/2017) sore menunjukkan, Lu-Olo mengantongi 57 persen suara sah. Para pendukungnya di seluruh pelosok negeri pun bersuka cita.
Ia menyingkirkan saingan utamanya, Antonio de Conceicao, seorang menteri pendidikan, yang meraih 33 persen suara. Pilpres kali ini diikuti oleh seluruhnya delapan kandidat presiden.
Lu-Olo sudah dalam posisi aman dan nyaman karena telah meraih suara melampaui ambang (50 persen) yang diperlukan untuk mengindari terjadinya pilpres putaran kedua.
Jika hasil akhir mengkonfirmasi kemenangan Guterres alias Lu-Olo, ia akan segera diambil sumpahnya sebagai presiden baru bagi negara kecil yang telah 15 tahun lepas dari kekuasaan Indonesia.
Lu-Olo berasal dari keluarga sederhana dan sama seperti warga Timor Leste lain, ia aktif terlibat dalam gerakan bersenjata untuk membebaskan Timor Leste dari kekuasaan Indonesia.
Setelah referendum tahun 1999 yang menjadi dasar kemerdekaan Timor Leste, Lu-Olo terjun di dunia politik.
Pada 2007, ia mengikuti Pilpres Timor Leste dan kalah saat digelar pemungutan suara putaran kedua.
Ia juga mencalonkan diri di Pilpres 2012, tapi kalah suara dari presiden saat ini, Jose Maria Vasconcelos, yang juga dikenal dengan nama populernya, Taur Matan Ruak.
Matan Ruak sendiri tidak ambil bagian dalam pilpres kali ini, diperkirakan akan menjadi perdana menteri setelah pemilu parlemen pada Juli nanti.
"Saya yakin bisa memenangkan pemilihan dalam satu putaran," kata Lu-Olo kepada para wartawan di Dili, Senin (20/3/2017), setelah memberikan suara.
Meski demikian ia menambahkan bahwa dirinya akan menerima apa pun hasil pemilihan.
"Saya ingin mengubah nasib warga di semua sektor, seperti kesehatan, pendidikan, dan kehidupan ekonomi yang berkelanjutan," katanya.(Pascal S Bin Saju)