Kronologi Serangan Teror di London: Ngebut di Jalan dan Tikam Polisi
Saat kejadian, sejumlah saksi di dalam gedung parlemen mengatakan sempat mendengar beberapa ledakan kencang.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Insiden teror kali ini terjadi di Inggris, tepatnya di ibu kota London, Kamis (23/3/2017).
Seorang polisi anti-teror senior Inggris, Mark Rowley, mengatakan serangan berawal ketika ada sebuah mobil melaju dari Jembatan Westminster.
Sembari melaju kencang ke arah gedung parlemen, mobil itu sempat menabrak sejumlah warga yang melintas dan tiga orang polisi.
Kekacauan sempat terjadi di Jembatan Westminster, di mana banyak pejalan kaki yang cedera dan terbaring di aspal, bahkan terlempar hingga ke kolong sebuah bus.
"Mobil itu lalu menabrak dekat gedung parlemen dan ada seorang pria yang membawa pisau, melanjutkan aksinya dan mencoba masuk gedung itu," kata Mark Rowley.
Pelaku dikatakan sempat berlari menuju gedung parlemen dan menikam seorang polisi di dekat gedung tersebut, sebelum ia ditembak mati.
"Si pelaku lari menembus gerbang gedung yang terbuka. Ia lalu menyerang seorang polisi menggunakan sesuatu yang kelihatan seperti tongkat," ujar seorang jurnalis Daily Mail Quentin Letts, yang ada di lokasi kejadian.
Saat kejadian, sejumlah saksi di dalam gedung parlemen mengatakan sempat mendengar beberapa ledakan kencang.
Beberapa dari mereka juga mengaku sempat melihat pelaku dan polisi yang ditikamnya terbaring di tanah, dekat gerbang gedung parlemen, setelah si pelaku dilumpuhkan polisi.
"Tadinya pelaku sempat lari menuju pintu masuk gedung DPR, yang biasa diakses oleh anggota parlemen. Tapi sekira 18 meter dari pintu, ia ditembak dua orang petugas tak berseragam," ujar Quentin Letts.
Polisi yang ditikam oleh pelaku hingga tewas diketahui bernama Keith Palmer (48), yang sudah mengabdi sebagai polisi Inggris selama 15 tahun.
Kejadian tersebut menjadi serangan paling mematikan di London sejak aksi bom bunuh diri pada Juli 20115 lalu yang menewaskan 52 orang.
Sejumlah tokoh negara dan pemimpin-pemimpin negara lainnya telah mengungkapkan belasungkawa dan kecamannya atas insiden yang disebut sebagai serangan teror itu.
Termasuk para pemimpin negara yang warganya turut menjadi korban dalam peristiwa itu, seperti Korea Selatan dan Tiongkok. (Washington Times/Reuters)