Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Abu Izzudin Sebagai Dalang Serangan di Parlemen London

Kini tercatat, tiga warga sipil dan seorang polisi yang berjaga di depan gedung Parlemen Inggris tewas.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Sosok Abu Izzudin Sebagai Dalang Serangan di Parlemen London
capture youtube
Sebuah serangan diduga terjadi di London, Inggris. Letusan senjata api terdengar di sekitar gedung Parlemen Inggris. Sejauh ini, diketahui seorang polisi ditusuk di area sekitar gedung parlemen dan seorang pelaku penyerangan ditembak tak jauh dari lokasi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis terorisme Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib melihat Inggris juga mengalami problem maraknya radikalisme di dalam penjara.

Pasalnya para mantan napi yang bebas bisa terus aktif di dalam kota London.

Beberapa jam setelah serangan beberapa portal berita Inggris menyebut Abu Izzudin sebagai dalang serangan.

Namun, Abu Izzudin atau Trevor Brooks masih berada di dalam penjara di London.

"Bisa saja itu simpatisan atau mantan napi yang pernah berinteraksi di dalam penjara. Problem penjara radikal di London mirip dengan Indonesia, " kata Ridlwan.

Direktur Riset Indonesia Terrorism Monitoring (ITM) itu menambahkan, para napi kasus teror atau radikalis tidak berubah meskipun di dalam penjara.

Sebaliknya, mereka justru makin radikal dan ilmu teknis terornya bertambah.

Berita Rekomendasi

"Prisoner dilema ini juga dialami London, Indonesia hingga kini juga belum punya sistem yang ideal agar mantan napi terorisme bisa berubah, " kata Ridlwan.

Lebih lanjut kata dia, serangan teror di dekat Gedung Parlemen London, Inggris meniru serangan di Nice, Perancis dan Berlin Jerman.

Dalam serangan teroris di London, seorang polisi tewas tertusuk saat pelaku berupaya masuk ke Parlemen Inggris.

Pelaku juga menabrakkan mobilnya hingga mengakibatkan puluhan orang luka luka.

"Tipe serangannya meniru serangan di Nice Perancis dan Berlin Jerman, menabrakkan kendaraan untuk mendapatkan korban sebanyak mungkin, " ujar Ridlwan.

Kini tercatat, tiga warga sipil dan seorang polisi yang berjaga di depan gedung Parlemen Inggris tewas.

Sementara, jumlah korban luka pun membengkak dari data sebelumnya 20 orang menjadi 40-an orang.

"Tiga warga sipil tewas, sementara satu polisi pun menjadi korban. Lalu ada 40-an yang terluka," kata pejabat Pejabat AntiTeror Inggris Mark Rowley, seperti dikutip AFP.

Sebelumnya, Rowley menyebut, ada tiga orang tewas dan 20 lainnya terluka dalam aksi serangan teror itu.

Digambarkan, seorang pria melintas di jalur pejalan kaki di depan gedung parlemen, dan lalu menikam seorang polisi sebelum menembak mati polisi tersebut.

Serangan itu terjadi di dekat ikon Inggris Big Ben, tak jauh dari Jembatan Westminster.

Kontan, para turis yang memadati areal wisata itu pun mengalihkan pandangannya ke lokasi penyerangan.

Mobil pelaku serangan merangsek masuk ke jalur pejalan kaki di Jembatan Westminster, sebelum menabrakkannya ke pagar gedung parlemen.

Dia mengatakan, korban sipil yang tewas adalah mereka yang berada di Jembatan Westminster.

Serangan terjadi setahun setelah teroris ISIS membunuh 32 orang dalam serangan ganda di Kota Brussels, Belgia.

Dan setahun setelah serangkaian serangan mematikan di Eropa, di mana Inggris tak pernah menjadi sasaran.

Gedung perlemen terpaksa ditutup selama beberapa jam, dan para wakil rakyat diungsikan ke dekat Westminster Abbey dan kantor pusat Kepolisian Metro London.

Ambulan udara mengudara, dan polisi pun mengepung area di sekitar lokasi dalam radius yang luas.

Sementara wisatawan dari London Eye -sebuah daya tarik pengunjung populer London, terjebak di ketinggian 135 meter selama lebih dari satu jam saat kejadian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas