Madagaskar 'Hancur' Karena Batu Safir
Kondisi tersebut mendorong keluarnya panggilan agar pihak militer terjun dan campur tangan untuk mengatasi persoalan ini.
Editor: Hendra Gunawan
Lemur (bahasa Latin: lemures) adalah hewan dari ordo primata yang hidup dan tinggal di Madagaskar.
Arti dari kata lemures ini adalah makhluk atau arwah di malam hari atau hantu.
Hal ini mungkin karena bentuk mata dari hewan ini dapat memantulkan cahaya di malam hari disertai dengan teriakan nyaring.
Saat ini, ketika otoritas setempat tak mampu mengendalikan situasi, Konservasi Internasional menyerukan campur tangan militer.
"Kami telah membuat permohonan kepada pemerintah di sana agar menerjunkan aparat militer untuk mengatasi persoalan ini," kata Bruno Rajaspera, Direktur Konservasi Internasional untuk proyek ini.
"Namun ternyata, terlalu banyak orang yang berpengaruh yang terlibat dalam perdagangan batu itu," kata dia lagi.
"Sehingga, pemerintah pun tak berani untuk mengambil langkah kongkret," tegas Rajaspera.
Terkait isu ini pula, Kantor Perdana Menteri Madagaskar tak memberikan respons atas permintaan wawancara.
Selama ini, Madagaskar menghasilkan hampir setengah dari total produksi batu safir dunia, berkualitas terbaik.
Informasi itu diungkapkan Michael Arnstein, Presiden The Natural Sapphire Company, sebuah perusahaan yang berkedudukan di AS dan bergerak di bidang bisnis batu mulia.
Arnstein, yang kerap mengunjungi negara itu selama dua dekade terakhir mengatakan, 70 persen perdagangan safir dikendalikan warga Sri Lanka.
Mereka menyelundupkan batu-batu indah itu kembali ke negara mereka, untuk dipotong dan kemudian dikirim lagi ke luar negeri.
Diyakini, bisnis di Madagaskar ini bernilai 150 juta dollar AS setiap tahun. Namun angka pastinya sulit diketahui karena industri ini tak diatur dengan baik di sana.
"Segalanya berlangsung ilegal, tak ada yang mengawasi, tak ada pajak, berantakan sekali," kata Arnstein.