China Berencana Bangun Kota Baru yang Tiga Kali Lebih Luas dari New York
Kantor berita Xinhua mengabarkan, pembangunan Xiongan akan meringankan tekanan bagi Beijing yang dihuni 22 juta orang.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah kawasan di dekat ibu kota China, Beijing dibanjiri ribuan orang yang berniat membeli properti setelah pemerintah mengungkap rencananya.
Pemerintah China berencana untuk membangun sebuah kota baru di daerah bernama Xiongan sebagai upaya untuk mengurangi polusi dan kemacetan lalu lintas di Beijing.
Rencana pembangunan Xiongan, sebuah kawasan ekonomi khusus yang menurut pemerintah tiga kali lebih luas dibanding kota New York, diumumkan pemerintah pada akhir pekan lalu.
Dalam pernyataan bersamanya komite sentral dan dewan negara, dua lembaga paling berkuasa di China, menyebut kota baru itu akan mencakup tiga daerah sekitar 100 kilometer sebelah tenggara Beijing.
Kantor berita Xinhua mengabarkan, pembangunan Xiongan akan meringankan tekanan bagi Beijing yang dihuni 22 juta orang.
"Xiongan akan menjadi jawaban bagi masalah pertumbuhan China: perkembangan kawasan urban harus memberi jalan kepada strategi pembangunan yang inklusif dan seimbang," demikian Xinhua.
"Lebih dari sekadar replika kesuksesan masa lalu China, kawasan ini akan menceritakan masa depan sebuah kota baru," tambah Xinhua.
Sementara itu, Presiden Xi Jinping menyebut kota baru itu akan menjadi contoh sebuah pembangunan inovatif yang memprioritaskan perlindungan ekologi dan meningkatkan kualitas hidup warganya.
Pengumuman rencana ini langsung memicu para spekulan membanjiri kawasan tersebut untuk membeli properti atau tanah yang nantinya bisa dijual kembali dengan harga yang amat mahal.
Media massa setempat mengabarkan harga properti di kawasan itu langsung melonjak dua kali lipat hanya beberapa jam setelah pengumuman tersebut.
Bloomberg mengabarkan, perburuan properti besar-besaran itu mengakibatkan kemacetan lalu lintas menuju ke kawasan yang diincar, sementara hotel-hotel juga dipenuhi para tamu.
Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah China membangun kawasan baru sebagai bagian dari urbanisasi besar-besaran yang membuat ratusan juta orang membanjiri kota-kota.
Sejumlah pengamat mengatakan, sebagian besar kawasan baru itu menjadi kota hantu tetapi belakangan kota-kota hantu itu mulai menggeliat.
"Tak ada yang namanya kota hantu, ini hanya sebuah fase perkembangan," kata Wade Shepard, penulis buku tentang fenomena kota baru di China.