Warga Amsterdam Turun ke Jalan untuk Bela Pasangan Gay yang Dikeroyok di Arnhem
Ratusan orang berjalan bergandengan tangan di Kota Amsterdam, Belanda Rabu (5/4/2017) waktu setempat.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, AMSTERDAM - Ratusan orang berjalan bergandengan tangan di Kota Amsterdam, Belanda Rabu (5/4/2017) waktu setempat.
Aksi itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas kepada dua pria gay yang dipukuli hingga terluka parah, pada akhir pekan lalu di Kota Arnhem, di timur Belanda.
Aksi dalam tersebut, seperti diberitakan Associated Press, merupakan bagian dari aksi curahan perasaan nasional, untuk pasangan sesama jenis yang terikat tali pernikahan tersebut.
Kepada polisi, korban mengaku penyiksaan diawali karena ada warga yang melihat mereka berjalan bergandengan tangan.
Lima tersangka, yang semuanya adalah remaja, ditangkap terkait kasus ini.
Mereka akan menghadapi dakwaan pada Kamis (6/4/2017) waktu setempat, karena telah melakukan penyiksaan berat yang mengakibatkan para korban terluka parah.
Pihak kejaksaan pun mengaku masih melakukan penyelidikan terkait motif di balik kasus penyerangan itu.
Marcher Marion van Hees, pria berusia 68 tahun, mengaku, kampanye untuk hak-hak kelompok gay telah berkumandang di Belanda sejak tahun 1960-an.
"Saya rasa sekarang kita harus sudah mengakhirinya. Kita sudah mewujudkan itu. Namun tidak dengan kasus yang baru terjadi ini. Ini sangat menyedihkan," ungkap perempuan itu.
"Karena pertimbangan itulah, saat ini saya kembali terjun ambil bagian dalam aksi ini," tegas dia.
Sementara, Sjag Kozak, warga berusia 42 tahun dari Israel yang menikahi suaminya di Amsterdam, mengaku telah tinggal di kota itu selama 21 tahun.
Kozak mengaku tak hanya ingin menunjukkan kepeduliannya terhadap para korban penganiayaan.
"Namun, saya juga ingin menunjukkan kepada dunia, bahwa sangat mungkin untuk jalan bergandengan tangan di Amsterdam," ujar dia.(Glori K. Wadrianto)