Empat Pria Bawa Uang Tunai 735 Juta Yen dari Jepang, Tujuannya Beli Mobil Ferrari di Hong Kong
Empat pria ditangkap di Bandara Fukuoka sekitar pukul 18.00 waktu Tokyo, Jumat (21/4/2017) lantaran membawa uang tunai 735 juta yen.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Empat pria ditangkap di Bandara Fukuoka sekitar pukul 18.00 waktu Tokyo, Jumat (21/4/2017). Mereka ditangkap lantaran membawa uang tunai 735 juta yen.
Empat pria itu dicurigai terlibat dalam peristiwa perampokan di dekat bank Mizuho sebesar 384 juta yen.
"Polisi telah memeriksa pelaku dan uang serta sidik jari maupun asal uang ternyata dari bank berbeda dan tidak ada sidik jari perampok. Namun pembawa uang tunai ditangkap karena melanggar UU kepabeanan tidak melakukan pelaporan," ungkap sumber Tribunnews.com, Minggu (23/4/2017).
Pembawa uang tunai 735 juta yen tunai salah satunya orang Korea yang memiliki perusahaan di Korea dan saat ditangkap ingin menuju Hong Kong dari Bandara Fukuoka.
"Presiden perusahaan mobil Korea itu mengunjungi Fukuoka dan membawa uang tunai dari depositonya di Jepang untuk membeli mobil Ferrari di Hong Kong," kata sang presiden kepada polisi.
Baca: Jet Pribadi Rp 250 M Jadi Misteri, Semula Disebut Milik Setnov, Robert Kardinal Bilang Sewaan
Mobil itu dipesan nasabahnya yang ada di Tokyo untuk membelikan mobil tersebut di Hong Kong.
"Kalau pakai uang tunai akan mudah beli Ferrari ketimbang transfer mungkin akan bermasalah. Jadi kami membawa uang tunai dan selama ini tak ada masalah bawa uang tunai, baru kali ini bermasalah," kata dia.
Meskipun demikian mereka ditangkap polisi karena melanggar UU kepabeanan tidak melapor uang tunai dalam jumlah banyak ke luar Jepang.
Sementara penahanan polisi tetap menyelidiki lebih lanjut kasus pembawa uang tersebut dengan ada tidaknya kaitan dengan kasus perampokan 384 juta yen tunai di Tenjin Fukuoka tanggal 20 April lalu.
Kasus perampokan 384 juta yen tunai adalah yang keempat terbesar dalam sejarah perampokan di Jepang sejak Perang Dunia II.