Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lewat Televisi, Trump Pecat Direktur FBI Terkait Email Clinton

Trump juga mengatakan bahwa penting bagi FBI untuk mencari pemimpin baru, demi mengembalikan kepercayaan publik terhadap FBI.

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Lewat Televisi, Trump Pecat Direktur FBI Terkait Email Clinton
The Guardian/Getty Images/Zach Gibson
Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) James Comey. 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump memecat Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) James Comey atas keterkaitannya dengan penyelidikan kasus email Hillary Clinton.

Melalui suratnya yang dibacakan dan disiarkan di televisi nasional, Trump mengakhiri empat tahun pengabdian James Comey di FBI.

"Meski saya mengapresiasi segala informasi yang Anda berikan terkait tiga kasus berbeda yang sama sekali tidak melibatkan saya, menurut saya anda tidak layak lagi memimpin FBI," tulis Trump.

Trump juga mengatakan bahwa penting bagi FBI untuk mencari pemimpin baru, demi mengembalikan kepercayaan publik terhadap FBI.

Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan dari Gedung Putih, yang menegaskan bahwa James Comey sudah diakhiri penugasannya oleh Trump.

Pencarian pengganti James Comey sebagai Direktur FBI akan segera dilakukan dan untuk sementara Wakil Direktur FBI Andrew McCabe akan menggantikannya.

Ditemui oleh awak media, James Comey mengaku pertama kali mengetahui kabar dirinya dipecat melalui siaran televisi.

Berita Rekomendasi

"Saya pikir itu hanya sekadar lelucon untuk mengerjai saya," kata James Comey sambil tertawa, menambahkan bahwa dugaannya ternyata salah setelah surat pemecatan dari Trump diberikan padanya.

Pemecatan ini dilakukan beberapa jam setelah FBI mengoreksi kesaksiannya terkait penyelidikan atas kasus email mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton.

Pemecatan James Comey membuat Partai Demokrat berada di posisi sulit, lantaran hal itu menimbulkan keraguan atas keterlibatan partai tersebut dalam penyelidikan kasus Hillary Clinton. (New York Times/The Guardian)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas