Tarif Sewa Perawat 'Basah' Penyedia Layanan ASI Rp 38 Juta/Bulan
Mereka meyakini, ASI yang diminum dapat mengembalikan staminanya karena ASI memiliki kombinasi antibodi, enzim, asam, juga hormon.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Seharusnya, Air Susu Ibu (ASI) diminum balita sebab itu terkait dengan tumbuh kembangnya.
Namun, di China, negeri berjuluk Tirai Bambu, tidaklah demikian.
Ada fenomena yang sungguh aneh di sana, dimana ASI bisa dinikmati bukan hanya balita, melainkan juga kalangan dewasa.
Sebuah perusahaan penyedia pembantu rumah tangga, Xixinyu Household Service Company membantu memenuhi hasrat kalangan dewasa yang ingin menikmati ASI.
Layanan tersebut bukanlah sebuah layanan baru, melainkan layanan lama. Namun, tak semua orang dewasa bisa langsung disusui sebab harus membayar mahal.
Makanya, penikmat layanan tersebut mayoritas dari kalangan jetset China, khususnya di Shenzhen, Provinsi Guangdong.
Lalu, siapa yang rela menyusui para orang dewasa di China?
Mereka adalah wanita muda dan berparas cantik yang dijuluki sebagai 'perawat basah' (wet nurse).
Laman Business Insider menyebut, ada dua cara para 'perawat basah' memberikan ASI-nya kepada para pengguna layanan tersebut, yakni menyusui langsung atau memompanya lalu mereka meminumnya dari alat pompa itu
Mereka meyakini, ASI yang diminum dapat mengembalikan staminanya karena ASI memiliki kombinasi antibodi, enzim, asam, juga hormon.
Sebagian dari orang dewasa penikmat ASI di China ternyata adalah pekerja keras. Akibat kebanyakan kerja demi mendulang uang, mereka kemudian jatuh sakit.
Guna merasakan nikmatnya ASI dari 'perawat basah', mereka harus membayar mulai 10 ribu Yuan hingga 20 ribu Yuan atau setara Rp 19,3 juta hingga 38,6 juta per bulan.
Manajer Xinxinyu Household Service Company, Lin Jun mengatakan, tarif tersebut berdasarkan paras sang perawat basah, tingkat kepuasan, hingga usia.
Perawat basah juga jarang menyampaikan keberatan asal tarif disepakati dan permintaan pelanggan tak macam-macam.
Agar pelanggan bisa menikmati ASI setiap hari, tak jarang 'perawat basah' diinapkan di rumah.
Southern Metropolis Daily pernah melaporkan jika jumlah pelanggan 'perawat basah' menunjukkan tren peningkatan.
Tren tersebut pun sempat memantik kemarahan para netizen di China sekitar empat tahun lalu.
Sekitar empat tahun lalu, terjadi sebuah fenomena yang berhasil memicu kemarahan pengguna media sosial di China.