Filipina Diserang Militan Aliansi ISIS, Warga Diminta Sembunyi dan Kunci Pintu
"Saya mohon kepada warga Kota Marawi agar bertahan di rumah dan langsung tiarap jika mendengar bunyi tembakan,"
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, MINDANAO - Warga Filipina diminta bersembunyi dan mengunci pintu rumah masing-masing.
Seruan tersebut menanggapi serbuan kelompok militan aliansi ISIS di negara itu.
Kota Marawi, Mindanao, Filipina, menjadi sasaran 15 pria bersenjata dari kelompok pemberontak bernama Maute.
Mereka menyerbu kota tersebut dan sejauh ini telah menewaskan tiga anggota militer.
Akibatnya, ratusan ribu warga di sana terancam nyawanya dan diminta pemerintah setempat untuk berlindung di rumah masing-masing.
"Saya mohon kepada warga Kota Marawi agar bertahan di rumah dan langsung tiarap jika mendengar bunyi tembakan," pesan Gubernur Lanao del Sur, Mamintal Adiong Jr.
"Kunci juga pintu rumah dan pintu gerbang Anda," lanjutnya.
Baca: Kota Filipina Diserbu Kelompok Aliansi ISIS, Duterte Nyatakan Darurat Militer
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan konflik mematikan terjadi saat otoritas setempat menggerebek sebuah rumah tempat seorang pemimpin kelompok Abu Sayyaf sekaligus pemimpin ISIS di Filipina bersembunyi.
Delfin Lorenzana meyakini pria bersenjata itu jumlahnya bisa mecapai lebih dari 100 orang.
Sejauh ini, para militan itu dikatakan sudah menjajah sebuah rumah sakit, sebuah penjara, dan membakar banyak bangunan, termasuk sebuah gereja.
Para militan bahkan diketahui tengah menyandera seorang pendeta dan sejumlah jemaat di dalam sebuah gereja.
Delfin Lorenzana mengatakan banyak militan yang bersembunyi sebagai seorang penembak tersembunyi, sehingga pergerakannya sulit dipantau.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memberlakukan darurat militer di seluruh daerah selatan Provinsi Mindanao itu, yang menjadi rumah bagi 200 ribu orang.
"Rakyat Filipina, Anda akan mengalami darurat militer. Tidak akan jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh Presiden Marcos," kata Duterte, Rabu (24/5/2017).
Juru Bicara Kepresidenan Ernesto Abella mengatakan darurat militer akan berlaku kurang lebih hingga 60 hari, namun Duterte mengatakan bisa saja diberlakukan hingga setahun ke depan.
Sejauh ini, kemiliteran dinilai telah mengambil kendali penuh atas Marawi dan rencananya pasukan akan ditambah dari wilayah-wilayah lain seperti Zamboanga dan Manila.
Maute diketahui sebagai kelompok yang didukung ISIS dan dianggap radikal karena didirikan tokoh-tokoh Front Pembebasan Rakyat Moro (MILF). (Independent/News.com.au)