Delapan Warga Sipil Itu Tangannya Diikat, Kemudian Kepalanya Ditembak
Tak kurang dari 19 warga sipil menjadi korban baku tempak antara tentara pemerintah Filipina dan kelompok militan Islam di Marawi, Filipina
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Tak kurang dari 19 warga sipil menjadi korban baku tempak antara tentara pemerintah Filipina dan kelompok militan Islam di Marawi, Filipina selatan, kata para pejabat militer.
Jenazah mereka ditemukan oleh tentara yang bergerak masuk ke kota pada akhir pekan. Mereka ingin merebut kembali kota setelah dikuasai oleh kelompok militan.
Delapan korban dari warga sipil ditemukan di jurang di pinggiran, tangan mereka diikat dan terdapat luka tembak di bagian kepala.
Mereka diyakini sebagai tukang kayu yang bersama sejumlah warga lainnya meninggalkan kota untuk menyelamatkan diri pada hari Sabtu (27/5/2017), tapi dihentikan oleh kelompok militan.
Mereka diperkirakan ditembak karena tak bisa membaca ayat Alquran.
Sebagian besar warga sudah meninggalkan kota, namun beberapa pejabat setempat mengatakan masih ada sekitar 2.000 orang yang masih terperangkap pertempuran.
Sejumlah warga yang terperangkap di Marawi ini menelepon atau mengirim SMS mendesak militer Filipina untuk tidak melancarkan serangan udara, kata pejabat provinsi, Zia Alonto Adiong.
"Beberapa di antaranya tak punya makanan sama sekali. Mereka sangat takut, mereka merasa nyawanya terancam," kata Adiong kepada kantor berita Reuters.
Sekitar 60 milisi dan 15 tentara tewas sejak pertempuran hari Sabtu, kata militer Filipina.
Sebelumnya, juru bicara militer mengatakan beberapa milisi asal Indonesia dan Malaysia tewas sejak pertempuran hari Selasa.
Pekan lalu kelompok militan merebut satu sekolah, rumah sakit, dan katedral. Muncul laporan mereka menjadikan beberapa pemuluk Kristen sebagai sandera.