Demo Anti-Pemerintah, Lebih dari 1.500 Orang Ditangkap di Rusia
Penangkapan terjadi di lebih dari 200 kota di Rusia, termasuk Moskow dan St Petersburg.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Sebanyak lebih dari 1.500 orang ditangkap di Rusia usai demonstrasi anti-pemerintah terjadi di negara itu.
Demonstrasi besar-besaran terjadi di penjuru Rusia, Senin (12/6/2017), yang memprotes korupsi yang dituduh telah dilakukan oleh pemerintah.
Ini merupakan aksi protes kedua yang dilakukan sejak demonstrasi pada Maret lalu, atas inisiatif politisi oposisi Rusia Alexei Navalny.
Penangkapan terjadi di lebih dari 200 kota di Rusia, termasuk Moskow dan St Petersburg.
Menurut informasi, sebanyak 800 orang ditangkap di Moskow dan 900 orang ditangkap di St Petersburg atas demonstrasi tersebut.
Hari itu, setidaknya lima ribu orang turun ke jalan, sebagian besar merupakan kaum muda, untuk bergabung dalam aksi yang diserukan oleh Alexei Navalny itu.
Dalam aksinya, para demonstran meneriakkan seruan-seruan, seperti "Memalukan!", "Putin adalah pencuri!", dan "Rusia Tanpa Putin!".
Demonstrasi semakin menggila ketika polisi anti-kerusuhan mulai bergerak dan menangkapi para demonstran, termasuk Alexei Navalny.
Alexei Navalny ditangkap saat hendak bergerak ke aksi demonstrasi di Moskow.
Pengadilan Moskow kemudian memutuskan bahwa Alexei Navalny bersalah atas tuduhan melaksanakan aksi protes tanpa izin dan divonis hukuman penjara selama 30 hari.
Alexei Navalny sebelumnya telah mengumumkan bahwa dirinya ingin maju dalam pemilihan presiden Rusia pada 2018 mendatang.
Aksi demonstrasi yang diikuti ribuan orang tersebut menjadi bukti bahwa pihak oposisi, dalam hal ini Alexei Navalny, sukses mengumpulkan dukungan dari masyarakat. (Telegraph/Intelli News)