TRIBUNNEWS.COM, MARAWI - Militan Maute yang berafiliasi dengan ISIS hanya menguasai sekitar 20 persen kota Marawi di Filipina Selatan, seperti diklaim pada Selasa (13/6/2017).

Militan Maute masih bertahan setelah dibombardir dan dikepung hampir sebulan.

Para militan menyarankan pemerintah Filipina untuk mengakhiri pengepungan berdarah tiga minggu itu karena tidak mampu menghabisi mereka hingga kini.

Kata kantor berita ISIS, Amaq, menyebutkan militer Filipina "benar-benar sudah gagal" merebut kembali seluruh kota yang dihuni mayoritas Muslim.

"Pejuang ISIS tersebar di lebih dari dua-pertiga dari Marawi dan mengencangkan serangan kepada Angkatan Darat Filipina yang tidak mampu mempertahankan mengendalikan situasi," katanya.

Juru bicara militer Brigadir Jenderal Restituto Padilla menegaskan laporan Amaq sebagai "propaganda murni".

"Kita harus mempertanyakan klaim bahwa mereka mengendalikan dua pertiga dari Marawi? Dengan 202 dikonfirmasi teroris tewas, mengapa kita masih mempercayai kebohongan mereka?" kata Padila.

Diminta komentarnya mengenai berapa banyak kota yang masih diduduki selama pengepungan yang telah memasuki minggu keempat, Letnan Jenderal Carlito Galvez, kepala komando militer di Mindanao Barat, mengatakan kepada Reuters itu hanya 20 persen daerah.

"Dari 96 barangay (lingkungan), mereka bertahan di Marinaut, Lulut, Mapandi dan Bongolo, yang hanya terdiri dari 20 persen dari seluruh kotya Marawi," katanya.

Namun seminggu yang lalu, Padilla mengatakan para pejuang ISIS telah dipukul mundur dan kini hanya menduduki 10 persen dari kota Marawi. (Reuters/AP)