Derita Kaum Rohingya di Pengungsian Saat Bulan Ramadan, Kekurangan Makanan Berharap Bantuan Donatur
Terpal bantuan akan ia gunakan untuk menutupi atap gubuk yang sementara ini hanya terdiri dari dedaunan dan potongan kayu.
Editor: Hasanudin Aco
Faktor utama adalah kedekatan wilayah geografis yang hanya dipisahkan oleh Sungai Naf. Adapun mereka terkonsentrasi di Distrik Cox's Bazar dengan penduduk sekitar 2,5 juta jiwa.
Kehadiran pengungsi, menurut Bupati Cox's Bazar, Mohammad Ali Hossain, menimbulkan persoalan kompleks di sebuah negara yang baru naik ke taraf pendapatan rendah-menengah berdasarkan ranking Bank Dunia.
''Pemerintah kami sangat berbaik hati dan selalu mengedepankan sisi kemanusiaan. Dengan keterbatasan sumber daya, kami berusaha memberikan layanan dasar kepada mereka seperti perumahan, obat-obatan dan juga sanitasi. Tetapi ini sangat terbatas dan sangat sulit menyediakan semuanya dari sumber keuangan pemerintah."
"LSM dan organisasi internasional juga memberikan bantuan kepada pengungsi tapi tidak cukup. Jadi kami berusaha menjangkau mereka tetapi tempat mereka pula tersebar di mana-mana," kata Mohammad Ali Hossain dalam wawancara khusus dengan wartawan BBC Indonesia, Rohmatin Bonasir.
Kelompok minoritas etnik Rohingya tidak diakui sebagai warga negara oleh Myanmar namun dianggap sebagao pendatang gelap dari Bangladesh walaupun dari generasi ke generasi mereka sudah ada di Rakhine, Myanmar.
Negara itu melancarkan operasi militer di Rakhine dengan dalih memulihkan keamanan sejak terjadi serangan terhadap pos-pos perbatasan yang menewaskan sembilan aparat keamanan Myanmar pada Oktober tahun 2016 lalu.
Pihak berwenang Myanmar mengatakan aksi tersebut dilancarkan oleh kelompok militan Rohingya bersenjata tajam dan aparat keamanan melakukan operasi keamanan yang dinyatakan berakhir Februari lalu. Namun demikian hingga kini, akses ke sebagian wilayah di Rakhine masih dinyatakan tertutup bagi badan-badan luar negeri maupun bagi wartawan.