Vietnam Protes Kapal TNI-AL Tembak Kapal Nelayan Vietnam di Laut China Selatan
Perahu nelayan Vietnam adalah berada di sekitar 132 mil (245 km) Tenggara dari pulau Con Dao ketika nelayan ditembak Sabtu malam.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, HANOI - Vietnam meminta Indonesia untuk menyelidiki dan mengklarifikasi laporan bahwa Tentara Angkatan Laut Indonesia menembak dan melukai dua nelayan Vietnam di Laut Cina Selatan.
Menteri luar negeri Vietnam, Pham Binh Minh mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi melalui telepon bahwa insiden yang dilaporkannya itu "sangat serius dan tidak sesuai dengan hubungan kemitraan strategis antara Vietnam dan Indonesia".
"Vietnam sangat prihatin terjadinya insiden ini dan mengusulkan Indonesia untuk segera menyelidiki dan memperjelas kejadian dan menginformasikan kepdaa Vietnam hasilnya dan berhenti jangan mengulang hal serupa," ujar Minh seperti dikutip Tribunnews.com, Sabtu (30/7/2017).
Awal pekan ini, sebuah Komite penyelamatan laut Vietnam mengatakan TNI Angkatan Laut Indonesia telah menembak dan melukai nelayan Vietnam akhir pekan lalu.
Suami Istri Bunuh Diri, Keponakan Korban: Saya Takut karena Melet, Wajahnya Menatap Saya https://t.co/OogMjkpUjz via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 29, 2017
Perahu nelayan Vietnam adalah berada di sekitar 132 mil (245 km) Tenggara dari pulau Con Dao ketika nelayan ditembak Sabtu malam.
Demikian laporan komite pencarian dan penyelamatan Provinsi Binh Dinh dalam situs webnya.
Laporan tersebut diambil dari halaman situs pada hari berikutnya.
Keterangan Kementerian Luar Negeri Indonesia kepada Reuters, berdasarkan informasi yang diterima oleh Angkatan Laut berbeda mengenai insiden ini.
Informasi yang ia terima menyatakan para nelayan Vietnam tersebut ditembak karena mereka menangkap ikan secara ilegal.
Menlu RI Retno mengatakan persoalan menangkap ikan ilegal itu telah menjadi isu jangka panjang antara Indonesia dan Bietnam.
Marsudi mengatakan dalam pesan teksnya kepada menteri luar negeri Vietnam, dia telah menggarisbawahi pentingnya menyelesaikan negosiasi zona ekonomi eksklusif.
Katanya, keduanya akan bertemu di Manila ketika forum regional bulan depan.
Angkatan Laut Indonesia belum mengomentari terkait insiden tersebut.
Perselisihan atas hak nelayan dan pengeboran minyak telah memicu ketegangan di Laut Cina Selatan, di mana sekitar 5 triliun dolar AS barang dikirim setiap tahunnya.
Cina mengklaim hampir seluruh laut, tetapi Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan juga memiliki klaim demikian.
Meskipun Indonesia mengatakan bukanlah pihak yang bersengketa, taoi Indonesia baru saja mengganti nama di Utara zona ekonomi eksklusif.
Koordinat yang diberikan oleh Komite pencarian dan penyelamatan Vietnam menunjukkan bahwa penembakan terjadi dekat dengan daerah Indonesia yang baru saja dinamai laut Natuna Utara.
Indonesia telah tenggelam ratusan kapal asing yang ditangkap karena menangkap ikan secara ilegal di perairannya, sejak Presiden Joko Widodo meluncurkan tindakan keras terhadap pencurian ikan di perairan Indonesia pada 2014. (Reuters/VOA NEWS)