Jawaban Kasar Duterte Saat Ditanya Soal HAM Atas Kebijakan Tembak Mati Penjahat Narkoba
Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali melontarkan komentar kontroversial, kali ini atas kritik soal HAM.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali melontarkan komentar kontroversial, kali ini atas kritik soal HAM.
Pekan ini, Duterte bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson di konferensi menteri luar negeri ASEAN di Manila, Filipina.
Dalam pertemuannya itu, Duterte mengaku pembahasan mereka tak jauh dari topik terorisme.
Duterte menyebut dirinya sebagai seorang teman baik bagi AS di hadapan Tillerson.
Baca: Serangan Mobil BMW di Paris Tabrak Enam Tentara
Sempat ada pembahasan soal kritik HAM terhadap Duterte atas kebijakan tembak mati penjahat narkoba yang diberlakukannya di Filipina.
"Tapi, mereka hanya membahasnya secara singkat, tanpa ada nada kritikan," sebut Duterte.
Ajudan Tillerson memang dikatakan sempat membahas bagaimana sejumlah warga AS mengkritik cara Duterte menangani mafia narkoba di Filipina.
Baca: Aneh, Darah Terus Mengucur di Kaki Remaja Ini Usai Berenang
Namun, hal itu tidak dibahas oleh Duterte dan Tillerson dalam konferensi pers gabungan yang dilakukan sebelum pertemuan dilakukan.
Saat Duterte menggelar konferensi pers terpisah sesudah pertemuan tersebut, seorang awak media kemudian menanyakan soal kebijakannya tersebut dan kritik HAM yang merundungnya.
"HAM apanya? Bedebah," sahut Duterte secara ketus dan menggunakan kata kasar.
Menurut Duterte, banyak polisi dan tentara yang sudah gugur untuk negara karena perang dengan Maute sedang pecah di Marawi.
Duterte menyayangkan bahwa upayanya untuk memerangi narkoba justru dianggap melanggar HAM, sedangkan Maute yang menumpas pasukannya tak dianggap demikian.