Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jagat Singh Kaget Saat Gerbong Kereta Terbang ke Rumahnya

Untungnya tidak ada korban di rumah Jagat, meskipun gerbong itu masuk ke dalam ruang tamu di rumah tersebut

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Jagat Singh Kaget Saat Gerbong Kereta Terbang ke Rumahnya
Hindustan Times
Kecelakaan kereta api di Utar Pradesh, India. 23 tewas dan 160 lainnya luka-luka 

TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Kereta api cepat Kalinga Utkal Exprss tergelincir dari landasan di daerah Muzaffarnagar di negeri Uttar Pradesh, 130 kilometer dari New Delhi, Sabtu malam.

Sebanyak 23 penumpang tewas dan 160 lainnya luka-luka.

Sementara,  14 gerbong kereta api itu saling tabrak dan berterbangan ke luar rel.

“Saya melihat semua gerbong bergetar hebar sebelum saling bertabrakan. Satu gerbong bahkan terbang ke rumah saya,” kata Jagat Singh, warga yang tinggal di dekat kecelakaan terjadi.

Saat kejadian, Jagat duduk di anjungan rumahnya.

Untungnya tidak ada korban di rumahnya, meskipun gerbong itu masuk ke dalam ruang tamu di rumah tersebut.

Baca: 5 Orang Tewas setelah Mobil yang Ditumpangi Diseruduk Kereta Api di Kendal

Kecelakaan ini merupakan kejadian keempat terbesar di India.

Berita Rekomendasi

Kecalakaan buruk terjadi November tahun lalu, juga di Uttar Pradesh, menyebabkan 146 orang tewas.

Seperti dilaporkan Hindustan Times, kererta api itu tergelincir saat melaju dengan kecepatan 100 kilometer per jam.

Selain empat rumah, sebuah perguruan tinggi juga dihantam oleh gerbong yang terlempar ke luar jalur.

Kereta tersebut bergerak dari Puri, timur India, Khamis sore lalu dan dijadualkan tiba di Haridwar Minggu.

Tiga pejabat tinggi diperintahkan untuk cuti dan tiga painnya diskors untuk proses penyelidikan, Senin ini.

Laporan sementara menyebtukan bahwa ada ada unsur kelalaian pada kecelakaan ini.

Baca: Dua Kereta Api Betabrakan, 36 Orang Meninggal Dunia di Mesir

Ternyata ada jalur sisi kanan yang melemah setelah adanya pemotongan bagian pengunci (pasak) rel oleh petugas pengawas(PWI) saat melakukan pekerjaan pemeliharaan.

Setelah dipotong, pasak tersebut tidak langsung diganti oleh petugas tersebut.

Sejumlah pihak sejak lama mengkritisi perlunya pembaharuan rel yang dibangun saat penjajahan Inggris tersebut.

Hampir 53 persen dari 586 kecelakaan kereta dalam lima tahun terakhir disebabkan oleh penggelembungan rel.

Sumber: Bangka Pos
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas