Terseret Kasus Korupsi, PM Malaysia Malah Diundang Trump ke Gedung Putih
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk mengundang Perdana Menteri Malaysia Najib Razak ke Washington, AS.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk mengundang Perdana Menteri Malaysia Najib Razak ke Washington, AS.
Menurut pernyataan Gedung Putih, Rabu (23/8/2017) waktu setempat, rencananya Trump dan Najib akan bertemu 12 September mendatang.
Padahal, Najib sedang terjerat kasus korupsi dana investasi pengembangan negara 1 Malaysia Development Berhad (1MDB).
Baca: Seorang Sheriff Jadi Penghuni Tahanan Akibat Bercinta Dengan Sejumlah Wanita Narapidana
Dalam pertemuan tersebut, Trump dikatakan hendak membahas upaya-upaya agar AS dan Malaysia dapat menjalin kerja sama lebih besar lagi.
Secara spesifik, ada beberapa topik yang akan dibahas, termasuk di antaranya soal pemberantasan terorisme.
"Malaysia dan AS akan merayakan 60 tahun hubungan bilateral mereka," demikian pernyataan Gedung Putih.
Baca: Korea Utara Ketahuan Pasok Senjata Kimia ke Suriah
"Dua pemimpin itu akan membahas topik-topik terkait kerja sama mutual mereka, termasuk keamanan nasional, pemberantasan terorisme dan ekstremisme global, serta investasi dan perdagangan," jelasnya.
Namun, dikatakan Najib akan mempergunakan kesempatan itu untuk meredam kemungkinan penyelidikan lebih lanjut terhadap kasus korupsi yang menjeratnya.
Departemen Peradilan AS memang selama ini menggelar penyelidikan terhadap kasus korupsi 1MDB, yang pencucian dananya diduga dilakukan di sejumlah negara, termasuk AS dan Singapura.
Disebutkan bahwa dana 1MDB sebesar 3,5 miliar dolar AS telah disalahgunakan oknum-oknum terdekat Najib.
1MDB adalah program ciptaan Najib, yang tadinya dialokasikan untuk pendanaan proyek pengembangan Malaysia.
Namun, selama bertahun-tahun, 1MDB malah disebut menunggak utang dan menggoyang ekonomi Malaysia.
Setelah diusut, dana tersebut ternyata sudah mengalir sampai ke AS, digunakan untuk pembelian apartemen mewah di AS, sampai pembiayaan film 'The Wolf of Wall Street'.
Najib pun turut dicurigai terlibat dalam dugaan korupsi itu, terutama usai dana gelap sebesar 700 juta dolar AS ditemukan pada rekening pribadinya. (Star Online/Indian Express)