Inflasi Buat Umat Muslim di Mesir Rayakan Idul Adha Tanpa Hewan Kurban
Muslim di Mesir memilih untuk merayakan Idul Adha tanpa hewan kurban akibat inflasi yang melanda negara itu.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, ASHMOUN - Muslim di Mesir memilih untuk merayakan Idul Adha tanpa hewan kurban akibat inflasi yang melanda negara itu.
Di sebuah pasar di Kota Ashmoun, sebelah utara Kairo, sejumlah pedagang berkumpul untuk menjajakan hewan kurban jualannya ke pengunjung.
Para penjual hewan kurban memang sudah meramaikan pasar dengan kerbau, lembu, dan sapi sejak Rabu (30/8/2017), menjelang Idul Adha.
Baca: Ini Fakta Sopir Bus Eka Tewas Terkena Lemparan Batu, Kronologi Sampai Obrolan Terakhir dengan Istri
Namun, tahun ini, dengan inflasi yang menembus rekor tertinggi di Mesir, warga tampaknya malah lebih tertarik untuk memandangi hewan-hewan itu saja ketimbang membeli.
Tak heran, inflasi telah membuat hewan-hewan kurban layaknya barang mewah yang dirasa warga semakin sukar untuk terbeli.
"Tahun lalu jualan saya masih laku. Tahun ini tidak ada lagi yang mau beli, sebab harganya naik," tutur seorang penjual, Mohammed Masoud.
"Sapi yang tahun lalu seekor harganya 15 ribu pound Mesir (Rp 11,3 juta), sekarang naik jadi 30 ribu pound (Rp 22,6 juta)," katanya lagi.
Inflasi juga membuat Masoud jadi merogoh kocek lebih dalam lagi untuk memberi makan hewan-hewan kurban jualannya.
Baca: Cerita Haru Nanik, Istri Sopir Bus Patas Eka yang Tewas Setelah Terkena Lemparan Batu
Jika sebelumnya Masoud menghabiskan 2,5 pound (Rp 2.000) untuk sekilogram pakan hewan ternak, kini ia harus menghabiskan 7 pound (Rp 5.000).
Para penjual hewan ternak merasa dirinya paling merugi untuk Idul Adha tahun ini.
Sebab virus penyakit hewan ternak yang tengah mewabah memperparah kerugian mereka akibat inflasi.
Wabah penyakit yang menyerang kaki dan mulut hewan itu telah membunuh banyak hewan ternak dan menaikkan harga hewan ternak yang selamat.
Namun, di tengah inflasi, warga juga merasakan dampak kenaikan harga hewan ternak.
"Untuk membeli dua kilogram daging yang bisa dikonsumsi sampai dua hari saja butuh keluar 300 pound (Rp 226 ribu), dan itu baru daging saja," cerita seorang ibu rumah tangga, Naglaa Rajab.
Menjelang Idul Adha, Kementerian Pertanian sebenarnya sudah mengatakan akan menggelontorkan 50 ribu sapi bersubsidi.
Selisih harganya bisa mencapai 10 pound (Rp 7.500) jika dibandingkan dengan harga pasaran.
"Kami merasa tiap warga seharusnya punya hak untuk bisa membeli seekor sapi untuk dikurbankan," kata juru bicara Kementerian Pertanian Hamed Abdel Dayem.
Namun, di negara yang 28 persen dari 93 juta jumlah penduduknya hidup di bawah garis miskin ini, sangat sedikit muslim Mesir yang merayakan Idul Adha dengan hewan kurban.
Apalagi mengingat inflasi yang menekan kaum kelas menengah. (Daily Mail/AFP)