PBB Perkirakan 300 Ribu Warga Rohingya Melarikan Diri ke Bangladesh
Banyak LSM dan masyarakat yang telah membantu ratusan ribu pengungsi Rohingnya di Myanmar.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, COX'S BAZAR - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperkirakan 300.000 warga Rohingya melarikan diri dari aksi kekerasan di Myanmar barat laut ke negara tetangga Bangladesh.
Menurut perkiraan yang dikeluarkan oleh pekerja PBB di perbatasan Bangladesh, di wilayah Cox's Bazar, kedatangan pengungsi sejak konflik terjadi mulai 12 hari yang lalu telah mencapai 146.000 orang.
Memang hingga kini masih sulit memperoleh angka pasti jumlah warga Rohingnya yang melarikan diri dari operasi militer Myanmar.
"Namun, para pejabat PBB telah memperkirakan jumlah pengungsi ditambahkan dari 120.000 menjadi 300.000," kata juru bicara World Food Programme di Bangladesh, Dipayan Bhattacharyya seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (7/9/2017).
"Mereka yang datang itu kekurangan gizi, mereka telah lama tidak dapat asupan makanan sekitar lebih dari satu bulan," ujarnya kepada Reuters.
"Mereka adalah pasti terlihat lapar, trauma."
Gelombang pengungsi, banyak yang menderita sakit atau terluka.
Banyak LSM dan masyarakat yang telah membantu ratusan ribu pengungsi Rohingnya di Myanmar.
Banyak penampungan tidak, namun masih kurang bantuan untuk menyediakan air bersih, sanitasi dan makanan.
Bhattacharyya mengatakan para pengungsi tiba dengan perahu setelah menyeberangi perbatasan di berbagai titik.
Media Inggris, The Guardian, membut laporan ekslusif pada Selasa (5/9/2017) bahwa PBB terpaksa menghentikan bantuan berupa makanan, air, dan obat-obatan ke ribuan warga sipil di Rakhine utara sejak akhir Agustus lalu.
Bantuan dihentikan karena situasi keamanan yang semakin memburuk di kawasan yang dihuni masyarakat Rohingya itu.
Baca: Aksi di Candi Borobudur Sama Sekali Tak Membantu Rohingya
Penyaluran bantuan juga semakin sulit dengan adanya batasan kunjungan dari pemerintah Myanmar ke negara bagian yang berbatasan darat dengan Banglades itu.
Ada juga yang visanya belum kunjung disetujui otoritas Myanmar sehingga membuat mereka tidak dapat berbuat banyak. Situasi memang semakin panas.
Markas PBB di Myanmar tetap melanjutkan bantuan di kawasan lain di Rakhine namun berharap dapat segera menyalurkan kembali ke suku Rohingya. Bukan hanya PBB yang mengalami kesulitan.
Dilaporkan, 16 organisasi LSM lain seperti Oxfam dan Save the Children mengeluh pemerintah Myanmar membatasi gerak-gerik mereka ke Rakhine. (Reuters/CNA/Guardian)