Kapolri Minta Myanmar Stop Kekerasan di Rakhine
Upaya itu dengan langkah Polri menawarkan bantuan kerjasama ke kepolisian Myanmar dalam bentuk pelatihan bagi anggota kepolisian Myanmar.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –- Pemerintah Indonesia terus melakukan upaya agar kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar segera dihentikan.
Salah satunya adala upaya pemerintah melalui Kepolisian Negara Republik Indonesia yang melakukan pendekatan diplomatis.
Hal itu direalisasikan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian pada Konferensi ke-37 ASEANAPOL di Singapura.
Dalam kesempatan itu, Tito meminta pemerintah Myanmar menghentikan kekerasan di Rakhine.
Desakan penghentian kekerasan itu, dibarengi dengan usulan solusi jangka panjang agar kekerasan tidak terus berkelanjutan. Upaya itu dengan langkah Polri menawarkan bantuan kerjasama ke kepolisian Myanmar dalam bentuk pelatihan bagi anggota kepolisian Myanmar.
"Bantuan kerjasama dalam rangka meningkatkan kemampuan anggota Kepolisian Myanmar, yang diharapkan dengan kemampuan tersebut mereka dapat bertindak lebih humanis dan menghormati hak asasi manusia," kata Tito dalam keterangan yang diterima, Minggu (17/9/2017).
Menurutnya, tawaran Polri yang diutarakan pada pertemuan Bilateral Konferensi ke-37 ASEANAPOL itu mendapat sambutan positif Kepolisian Myanmar.
Brigjen Aum Htay Myint yang mewakili Kepala Polisi Myanmar, mengajukan permohonan agar Polri memberikan pelatihan penanggulangan terorisme ke anggota kepolisian Myanmar.
"Mereka berpendapat penanggulanngan terorisme di Indonesia dinilai berhasil oleh banyak negara, terutama metode persuasif dan soft approach dengan penggunaan kekuatan yang limitatif dan terukur," ujar Tito.