Sejumlah Anak di Inggris Dipaksa Menonton Video ISIS Memenggal Kepala
Hal ini dilakukan oleh seorang pria dari Leicester, Inggris, terhadap setidaknya dua anak di Inggris, seperti terungkap dalam sidang pengadilan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, INGGRIS - Sejumlah anak dicuci-otak, antara lain dengan didesak untuk tidak berteman dengan anak non-Muslim, dan diminta menontonkan video pemenggalan kepala oleh kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS).
Hal ini dilakukan oleh seorang pria dari Leicester, Inggris, terhadap setidaknya dua anak di Inggris, seperti terungkap dalam sidang pengadilan.
Lelaki itu, Zameer Gumra, seorang apoteker berusia 38 tahun, juga diduga mengajari dua anak itu tentang bagaimana berkelahi dengan menggunakan pisau, dan cara penyelamatan diri dari serangan bom.
Di hadapan para juri dia mengatakan bahwa kedua bocah tersebut diarahkan untuk membuat 'tuduhan palsu.'
Ghumra dituduh menyebar-luaskan 'propaganda teroris' dalam bentuk cuitan Twitter yang menampakkan gambar kekerasan di telepon genggamnya, antara bulan Januari 2013 dan September 2014.
'Video pelatihan'
Saat mengajukan dakwaan, jaksa Simon Davis menyebut bahwa Ghumra, yang konon telah mendirikan sebuah sekolah agama, mencoba untuk 'meradikalisasi' dan 'mengindoktrinasi' bocah-bocah itu, menyuruh mereka untuk tidak berteman dengan bocah non-Muslim.
"Dia menunjukkan video pelatihan ISIS kepada mereka, antara lain video tentang bagaimana memenggal orang," kata Davis kepada dewan juri.
Baca: Frustasi Dicerai Istrinya yang Cantik, Arslan Bunuh Diri Secara Live di Facebook
Disebutkan, seorang anak bertanya bagaimana orang bisa melakukan sesuatu yang begitu 'menjijikkan dan mengerikan'.
Menurut jaksa, Ghumra menjawab, "Jika Anda sepenuhnya beriman kepada Allah, Anda dapat melakukannya."
Davis menyebut pula bahwa terdakwa mengatakan kepada anak-anak itu, "Anda harus membujuk orang lain untuk bergabung dengan ISIS jika Anda ingin tinggal di Inggris."
Dia menambahkan Ghumra mengatakan kepada seorang pelanggan apoteknya bahwa ISIS bukan orang-orang jahat, dan bahwa 'mereka hanya membela diri mereka sendiri.'
Jaksa mengatakan bahwa komputer yang disita setelah penangkapan Ghumra pada bulan September 2015 menunjukkan 1.600 hasil pencarian untuk istilah seperti 'pisau untuk bertahan hidup'.
Namun, baik telepon yang berisi video pemenggalan kepala atau video itu sendiri tidak ditemukan.