Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ilmuwan Temukan Spesies Tikus Baru, Badan Besar dan Hobi Makan Kelapa

Binatang tersebut ditemukan di hutan, sedang memecahkan batok kelapa menggunakan giginya.

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ilmuwan Temukan Spesies Tikus Baru, Badan Besar dan Hobi Makan Kelapa
USA Today/THE FIELD MUSEUM/VELIZAR SIMEONOVSKI
Tikus kelapa 

TRIBUNNEWS.COM, HONIARA - Ilmuwan menemukan spesies tikus baru, yang berciri memiliki badan besar dan kerap kali ditemukan memakan kelapa.

Kepulauan Solomon sempat digegerkan penemuan seekor binatang pengerat mirip tikus, yang berbadan lebih besar dari tikus kebanyakan.

Binatang tersebut ditemukan di hutan, sedang memecahkan batok kelapa menggunakan giginya.




Seorang ahli mamologi Tyrone Lavery kemudian melakukan pencarian atas binatang tersebut untuk kebutuhan penelitian.

Setelah bertahun-tahun berburu, Lavery dan timnya menemukan binatang itu muncul di dekat sebuah pohon yang roboh.

Ternyata binatang tersebut adalah spesies tikus yang belum pernah ditemukan, yang kemudian diberi nama ilmiah Uromys vika.

"Tikus Vika", demikian sebutannya, itu berukuran panjang sekitar 45 sentimeter dan memiliki berat badan lebih dari 900 gram.

BERITA TERKAIT

Kebanyakan tikus memiliki berat badan sekitar 226 gram dan tikus Vika memiliki berat badan empat kali lebih dari itu.

"Ketika saya memeriksa spesimennya, saya sudah tahu (binatang itu) memang berbeda," kata Lavery.

"Hanya ada delapan spesies tikus yang hidup di Kepulauan Solomon. Jika melihat tengkoraknya, saya bisa tahu bahwa tikus baru itu bukan satu di antaranya," katanya lagi.

Baca: Thamrin Amal Tomagola: Jokowi Itu State Capital Bukan Komunis

Namun, meski terbilang baru, tikus Vika sangat sulit ditemui lantaran spesies itu biasa hidup di pepohonan setinggi sembilan meter.

Karena itu, tikus Vika akan dimasukkan sebagai fauna terancam kritis (critically endangered) atas kelangkaannya dan ancaman terhadap habitatnya.

Habitat tikus Vika memang terancam punah, karena maraknya penebangan pohon oleh perusahaan-perusahaan kayu di Kepulauan Solomon. (USA Today)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas