Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Orang Cacat Jiwa Kini Punya Sekolah Belajar Program Virtual di Jepang

Sekolahnya bukan sekedar buat orang cacat tetapi bagi DD yang mau belajar program komputer

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Orang Cacat Jiwa Kini Punya Sekolah Belajar Program Virtual di Jepang
Richard Susilo
Jun Kawasaki (26) pencipta sekolah pertama di Jepang bagi orang yang terkena gangguan perkembangan jiwa (developmental disabilities.) 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Anak muda Jepang yang satu ini luar biasa, kemarin (16/10/2017) baru saja berulang tahun ke-26.

Benar masih 26 tahun tapi sudah punya sedikitnya 4 perusahaan Jepang beraneka ragam kategori tapi fokus ke programing komputer untuk kebahagiaan banyak orang di Jepang termasuk orang cacat.

"Saya membuat perusahaan Gifted Academy bulan Juni 2014, lalu memulai sekolah Gifted Academy untuk orang cacat perkembangan jiwa (developmental disabilities = DD) mulai tahun 2016 dan kini ada 40 murid, terdiri dari 20 wanita dan 20 lelaki," papar Jun Kawasaki (26) , CEO Gifted Academy Co.Ltd., khusus kepada Tribunnews.com malam ini (17/10/2017).

Sekolahnya bukan sekedar buat orang cacat tetapi bagi DD yang mau belajar program komputer terutama Virtual Reality (VR) dan hal ini membuat sekolah tersebut yang pertama kali ada di Jepang.

"Lalu setelah selesai sekolah sekitar 3 bulan, akan disalurkan bekerja di perusahaan Jepang di berbagai tempat supaya bisa bersosialisasi dengan lebih baik di masyarakat dan dapat penghasilan tetap bulanan. Jadi bukan hanya belajar tetapi juga penyaluran kerja," tambahnya.

Lebih menarik lagi, bagi yang tidak punya uang, hidup dari jaminan sosial pemerintah Jepang, asal bisa memperlihatkan bukti surat dari kantor walikota setempat bahwa hidup dari subsidi pemda setempat, maka belajar di sekolah tersenut Nol Yen alias gratis.

Berita Rekomendasi

Sedangkan kalau berpenghasilan 6 juta yen setahun atau kurang, maka hanya bayar 9300 yen. Dan bagi yang punya uang bayar 37,200 yen.

Ditambah biaya buku dan materi belajar sekitar 6000 yen. Kalau tak mau beli materi belajar bisa dibaca di internet gratis sesuai panduan yang diberikan sekolah tersbeut.

Berapa lama belajar? Diharapkan setiap hari dari Senin sampai dengan Jumat atau sedikitnya 3 kali seminggu dan terus menerus selama 3 bulan.

"Kita tak membuat sertifikat lulus, tapi apabila mau bisa dibuatkan surat keterangan telah belajar di sekolah ini," paparnya lagi.

Kehebatan anak muda lulusan Universitas Keio jurusan kebudayaan itu, pada usia 17 tahun sudah membuat perusahaan internet yang setahun kemudian terjual dengan harga 30 juta yen.

"Tidak selalu enak membuat perusahaan, saya sudah 3 gali gagal membuat usaha," ceritanya lebih lanjut.

Yang pasti, ditekannya pulam usia 15 tahun sudah distop dapat uang dari orang tua, jadi semua harus berdiri sendiri untuk menghidupi dirinya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas