Peneliti Australia Sebut Sikap AS Bisa Untungkan Ambisi Politik Panglima Gatot
Namun, hal tersebut bisa saja digunakan Gatot Nurmantyo untuk kepentingan politiknya.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY - Sikap penolakan AS terhadap rencana kunjungan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Gatot Nurmantyo disebut bisa menguntungkan ambisi politik sang jenderal.
Seorang peneliti dari Lowy Institute for International Policy di Sydney, Australia, Aaron Connelly, mengatakan penolakan itu bisa jadi hanya disebabkan oleh kekeliruan administratif.
Namun, hal tersebut bisa saja digunakan Gatot Nurmantyo untuk kepentingan politiknya.
"Terjadi di waktu yang tidak pas. Hubungan antara Jokowi dan Gatot sedang panas. Orang-orang akan banyak berasumsi soal ini," kata Connelly, Senin (23/10/2017).
Menurut Connelly, Gatot selama ini telah membangun reputasinya dengan menanggapi ancaman-ancaman fiktif yang dianggapnya akan membahayakan kedaulatan AS.
Karena itu, versi cerita Gatot soal penolakan rencana kunjungannya ke AS sulit diyakini sebagai keseluruhan kejadian yang sebenarnya.
"Tapi, kemudian (Gatot) melibatkan Presiden (Joko Widodo), Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi), dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Wiranto)," lanjut Connelly.
"Mereka seperti sengaja diatur untuk membela Gatot, karena ia telah memposisikan dirinya sebagai sosok yang mempertahankan kehormatan bangsa Indonesia," katanya.
Connelly mengatakan langkah Gatot yang langsung melaporkan Presiden Jokowi, Retno, dan Wiranto seakan membuat mereka terlihat kurang mampu mempertahankan harga diri negara.
Masalah ini, kata Connelly, akan menjadi bulan-bulanan oleh media pemberitaan Indonesia.
"Nanti bisa saja berbelok menjadi narasi panjang soal AS tidak menghormati militer Indonesia, dan melanjutkan drama politik yang berkelanjutan, termasuk ambisi politik Gatot," ucap Connelly.
Gatot Nurmantyo semestinya akan menghadiri acara Chiefs of Defense Conference on Country Violent Extremist Organization (VEOs) pada 23-24 Oktober 2017, di Washington.
Dikatakan Gatot mendapat undangan resmi yang dikirim oleh Panglima Angkatan Bersenjata AS Jenderal Joseph F Durford Jr.
Namun, saat Gatot Nurmantyo bersama rombongan siap berangkat, Sabtu (21/10/2017), pihak maskapai memberitahukan bahwa Gatot dan delegasinya tidak boleh memasuki wilayah AS
Penolakan rencana kunjungan Gatot dikeluarkan oleh pihak otoritas perbatasan dan pabean AS (US Custom and Border Protection).
Atas kejadian tersebut Gatot Nurmantyo kemudian melapor pada Presiden RI Joko Widodo melalui ajudan, Menteri Luar Negeri dan Menkopolhukam.
Gatot kemudian menjelaskan bahwa Presiden Jokowi memerintahkan dirinya untuk membatalkan rencananya menghadiri acara tersebut.
“Ya, kenapa terjadi seperti itu? Ya, sudah. Tidak usah berangkat,” tutur Gatot menirukan ucapan Presiden Jokowi kepadanya. (Washington Post/Twitter)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.