Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pornografi Ternyata Dipergunakan Sebagai Senjata dalam Perang Dunia II

Mengapa pornografi dimasukkan ke dalam strategi perang? Berikut penjelasan taktik tersebut

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pornografi Ternyata Dipergunakan Sebagai Senjata dalam Perang Dunia II
thepsychologist.bps.org.uk
Propaganda seks selama perang dunia II. 

TRIBUNNEWS.COM - Tepatnya tanggal 7 Desember 1941, pecahlah Perang Pasifik. Perang dunia II komplet melibatkan hampir seluruh dunia.

Selain bom yang berjatuhan untuk memusnahkan musuh, masing-masing pihak menggunakan senjata lain: propaganda seks. Apakan senjata ini ampuh ?

Pornografi ternyata dipergunakan sebagai senjata dalam Perang Dunia II.

Semua negara besar yang terlibat dalam Perang itu mempergunakan selebaran-selebaran bertema seksual dalam usaha meruntuhkan semangat tentara lawan di garis depan.

Mengapa pornografi dimasukkan ke dalam strategi perang?

Menurut Prof. Paul Linebarger yang mengarang "Psychological Warfare", hampir semua prajurit muda pikirannya dipenuhi dengan sex.

Selebaran porno dimaksudkan untuk membangkitkan gairah seksual mereka dan karena di garis depan penawar gairah ini sulit didapat, maka diharapkan semangat mereka akan rontok.

Berita Rekomendasi

Tetapi betulkah selebaran itu memberi hasil yang dimaksudkan? Apakah penemu-penemu selebaran itu lantas emosional lumpuh, tidak mampu melaksanakan tugas sehari-hari mereka?

Bukti-bukti menunjukkan bahwa yang terjadi justru kebalikannya.

"Gambar-gambar jorok" menjadi hiburan dan benda koleksi yang berpindah-pindah tangan di antara prajurit. Jadi berarti meninggalkan semangat mereka.

Menurut seorang serdadu Amerika yang termasuk Divisi Infanteri ke-35, yang pada bulan Februari 1945 menerima selebaran porno ini, "Kami menggunakannya sebagai kertas toalet".

Pernyataan ini dikuatkan oleh Sir Arthur Harris, Marsekal Udara RAF.

"Menurut pendapat saya pribadi, hasil yang didapat dari  menyebarkan selebaran itu hanyalah memenuhi kebutuhan akan kertas toalet bagi benua Eropa selama 5 tahun perang".

Josef Goebbels, Menteri Penerangan dan Propaganda pada masa Hitler berkuasa, menyediakan jutaan selebaran yang menggambarkan tentara Prancis dalam keadaan kotor dan lelah di garis depan sementara wanita-wanita Prancis berada dalam pelukan tentara Inggris di garis  belakang.

Halaman
1234
Sumber: Intisari
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas