Presiden Mesir Sebut Insiden Masjid Sinai 'Serangan Teroris', Janji untuk 'Balas Dendam'
Serangan dilakukan saat jam salat Jumat, yang menyasar jemaah yang memadati masjid kecil tersebut untuk beribadah.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi menyebut insiden penembakan di sebuah masjid di Mesir sebagai "serangan teroris" dan berjanji akan "membalas dendam".
Sekelompok militan bersenjata melakukan aksi penembakan dan pemboman di Masjid Al-Rawdah, Kota El-Arish, Sinai Utara, Mesir, Jumat (24/11/2017).
Serangan dilakukan saat jam salat Jumat, yang menyasar jemaah yang memadati masjid kecil tersebut untuk beribadah.
Kantor jaksa umum setempat, Nabil Sadiq, mengatakan bahwa sudah ada 235 orang yang tewas akibat insiden itu, sedangkan 109 orang lainnya mengalami cedera.
Dalam pidatonya yang disiarkan stasiun televisi senasional, Presiden El-Sisi mengatakan insiden tersebut akan semakin mempertegas keseriusan Mesir dalam menangani terorisme.
"Kami akan merespons serangan teroris ini dengan semangat yang tinggi. Apa yang terjadi di Sinai Utara itu merupakan refleksi sungguhan dari upaya kami dalam melawan terorisme," ucap El-Sisi.
"Angkatan bersenjata dan kepolisian Mesir akan membalaskan dendam para martir dan mengembalikan stabilitas keamanan negara sebisa mungkin," lanjutnya.
El-Sisi juga menyampaikan belasungkawanya untuk korban yang direnggut nyawanya dan mengumumkan tiga hari berkabung senasional.
Baca: Korban Tewas Insiden Masjid Sinai 235 Orang, Paling Mematikan Dalam Sejarah
Hingga saat ini belum ada kelompok yang mengklaim serangan tersebut, namun sejak 2013, pasukan militer Mesir terus berjibaku dengan militan-militan yang berafiliasi dengan kelompok ISIS.
Selama ini juga serangan-serangan kebanyakan menargetkan umat minoritas Kristen Koptik, ketimbang umat Islam dan masjid, sehingga serangan pada Jumat itu dianggap sangat mengejutkan.
Terakhir kali serangan mematikan pada Oktober lalu yang menargetkan polisi Mesir diklaim oleh kelompok Ansar Al-Islam, sebuah kelompok yang terbilang masih baru kedengaran namanya.
Sedangkan, Duta Besar RI untuk Mesir Helmy Fauzi mengatakan, dalam serangan tersebut tidak ada WNI yang menjadi korban.
"Berdasarkan pemantuan KBRI Cairo dan pelacakan melalui sumber keamanan Mesir sejauh ini diperoleh informasi tak ada WNI yg menjadi korban serangan tersebut," demikian pernyataan Dubes Helmy Fauzi.
Fauzi juga menegaskan bahwa tidak ada warga Indonesia yang tinggal di Kota El-Arish.
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kairo telah berkoordinasi dengan otoritas keamanan setempat dan terus memantau perkembangan situasi di El-Arish.
Bagi yang membutuhkan informasi lebih lanjut dan bantuan konsuler, dapat menghubungi hotline KBRI Kairo +20 102 2229989. (Egyptian Streets/Reuters)