Berbagai Kecaman Pemimpin Dunia Soal Pengakuan Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel
Trump menyebut, pengakuan tersebut menjadi penanda atas dimulainya pendekatan baru terhadap konflik Israel-Palestina.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai pemimpin negara memberikan tanggapan terkait pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Presiden AS Donald Trump akhirnya resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, di Gedung Putih, Washington, Rabu (6/12/2017) waktu setempat.
Melalui pernyataan tersebut, Trump juga mengumumkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Melalui pernyataannya, Trump mengatakan bahwa dirinya hanya menepati apa yang sudah dijanjikannya semasa kampanye pencalonan presiden pada 2016.
"Tidak seperti presiden-presiden AS sebelumnya yang sudah menjanjikan ini dalam kampanyenya, tapi gagal memenuhinya. Hari ini, saya memenuhi janji saya," kata Trump.
Baca: Aksi Damai di Depan Kedubes AS, Lalu Lintas Medan Merdeka Selatan Tetap Dibuka
Trump menyebut, pengakuan tersebut menjadi penanda atas dimulainya pendekatan baru terhadap konflik Israel-Palestina.
Selain itu, Trump juga menegaskan bahwa dengan pengakuan itu, dirinya tidak bermaksud untuk menentukan bahwa seluruh wilayah Yerusalem itu secara resmi akan menjadi wilayah Israel.
"Kami tidak bermaksud untuk menjadi penentu status wilayah tersebut dan hal-hal lain terkait itu, termasuk soal batas wilayah spesifik kedaulatan Israel di Yerusalem," katanya.
Pernyataan Trump tersebut juga memicu kecaman dan kritik dari sejumlah pemimpin negara.
Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei
"AS mengklaim bahwa mereka sebenarnya ingin mengakui (Yerusalem) sebagai ibu kota Palestina karena mereka payah dan gagal. Palestina akan bebas dan rakyatnya akan jadi pemenang."
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud
"Langkah berbahaya seperti itu akan menyulut reaksi dari muslim di seluruh dunia, karena status spesial Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa."
Raja Yordania Abdullah II
"Komunitas internasonal harus bahu-membahu memegang tanggung jawab dengan mengambil keputusan tegas dan suportif untuk mencapai perdamaian dan menyelesaikan masalah Palestina."
Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi
"(Pemerintah AS) jangan mempersulit situasi dengan mengambil langkah yang merusak kesempatan menuju perdamaian di Timur Tengah."
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
"Bapak Presiden Trump, Yerusalem adalah sebuah 'garis batas' bagi muslim! (Pengakuan) ini bisa membuat kami memutus hubungan diplomasi dengan Israel."
Perdana Menteri Theresa May
"Status Yerusalem seharusnya ditentukan melalui sebuah penyelesaian yang disepakati antara rakyat Israel dan Palestina."
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau
"Kami tidak akan memindahkan Kedutaan Besar Kanada untuk Israel ke Yerusalem. Kanada memiliki kebijakan berjangka panjang untuk Timur Tengah. Kami tetap mengupayakan solusi dua negara melalui negosiasi langsung."
Presiden Prancis Emmanuel Macron
"Prancis tidak setuju dengan keputusan AS. Prancis tetap mendukung solusi dua negara, yakni Israel dan Palestina dapat berdampingan secara damai dan aman, dengan Yerusalem sebagai ibu kota kedua negara tersebut."
Paus Fransiskus
"Saya meminta secara tulus kepada semua pihak agar tetap berkomitmen untuk menghormati 'status quo' kota itu dan sejalan dengan resolusi PBB yang berlaku."
Presiden RI Joko Widodo
"Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak AS terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan meminta AS mempertimbangkan kembali keputusan tersebut."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
"Ada beberapa momen besar dalam sejarah Zionisme: Deklarasi Balfour, pendirian negara Israel, pembebasan Yerusalem, dan pengakuan dari Trump." (USA Today/Times of Israel)