Raja Salman: Palestina Berhak Jadikan Yerusalem Timur Sebagai Ibu Kota Negara
"Kerajaan Arab Saudi mendesak agar solusi politik digunakan untuk menyelesaikan krisis Timur Tengah ini," ucap Raja Salman.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud mengatakan bahwa Palestina sebenarnya berhak untuk menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara.
Hal itu disampaikan sang raja dalam Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI), Rabu (13/12/2017), di Istanbul, Turki.
Baca: Kemendikbud Ralat Buku Pelajaran SD yang Sebut Yerusalem Ibu Kota Israel
Pernyataan tersebut menyusul inisiatif Arab Saudi untuk menggelar konferensi darurat terkait pernyataan Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Menurut Raja Salman, pernyataan AS tersebut merepresentasikan "pandangan bias yang sangat ekstrem terhadap hak-hak rakyat Palestina di Yerusalem".
Baca: Jimly: Penyebutan Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel Bentuk Penyusupan
"Kerajaan Arab Saudi mendesak agar solusi politik digunakan untuk menyelesaikan krisis Timur Tengah ini," ucap Raja Salman.
"Terutama terkait isu Palestina dan pengembalian hak-hak legitimasi rakyat Palestina, termasuk hak untuk menentukan wilayah negara mereka dengan menjadikan Yerusalem bagian Timur sebagai ibu kota," lanjutnya.
Baca: Menpora Kutuk Keras Pernyataan Donald Trump Mengenai Yerusalem
Dalam konferensi tersebut, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mendesak agar dunia mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas memperingatkan soal kemungkinan tidak akan tercapainya perdamaian di Timur Tengah jika hal tersebut tidak segera dilakukan.
Baca: Beredar Buku SD Sebut Yerusalem Ibu Kota Israel, Ini Reaksi Menko PMK Puan Maharani
Sedangkan, Presiden Iran Hassan Rouhani menggunakan kesempatan dalam pertemuan tersebut untuk menuduh "pembelot-pembelot" yang bekerjasama dengan AS dan Israel.
"Masih ada negara-negara di Timur Tengah yang menjalin kerja sama dengan AS dan rezim Zionis dalam menentukan nasib Palestina," kata Rouhani.
Presiden AS Donald Trump akhirnya resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, di Gedung Putih, Washington, Rabu (6/12/2017) waktu setempat.
Melalui pernyataan tersebut, Trump juga mengumumkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. (AFP/Daily Star)