Email Palsu Menimbulkan Korban Kerugian Perusahaan Japan Airlines Sedikitnya 360 Juta Yen
Email palsu tersebut meminta JAL membayar biaya pengangkutan sebesar 360 juta yen sebagai biaya sewa pesawat terbang.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah email dari rekanan bisnis Japan Airlines (JAL) sebuah perusahaan pengangkutan di Amerika Serikat, diterima pihak JAL di kantor pusatnya di Tokyo, menagih biaya angkutan tetapi pindah ke rekening bank lain di Hong Kong.
"Email tersebut sangat mirip dengan aslinya dan juga lampiran tagihan tersebut ke sebuah bank di Hong Kong juga sangat mirip. Jadi transfer segera dilakukan ke sana," sumber Tribunnews.com mengungkapkan Kami sini (21/12/2017).
Email palsu tersebut meminta JAL membayar biaya pengangkutan sebesar 360 juta yen sebagai biaya sewa pesawat terbang.
Lalu petugas bagian keuangan JAL melakukan transfer sesuai perintah dari email palsu tersebut ke sebuah bank di Hong Kong.
Nama orang yang bertanggungjawab terhadap akun tersebut, rekanan JAL juga tertulis di sana, mirip sekali.
Dikira asli dan ada perusahaan akun bank saja, transfer dilakukan bulan Agustus 2017.
Lalu bulan September email yang palsu datang lagi dan transfer lagi 24 juta yen sehingga total kerugian 384 juta yen.
Kerugian akibat email palsu tersebut telah dilaporkan ke pihak kepolisian tetapi tampaknya karena uang telah ter transfer ke bank di Hong Kong, uang tak akan bisa kembali lagi.
Kepolisian masih terus melakukan proses penyelidikan lebih lanjut atas hadirnya email palsu tersebut dengan menugaskan divisi khusus internetnya (IT) menelusuri lebih lanjut email tersebut.
Bukan tidak mungkin sindikat kejahatan atau mafia Jepang (yakuza) terlibat di dalam pembuatan email palsu tersebut.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in