Umat Kristen di Mosul Rayakan Natal Pertama Selama Empat Tahun Terakhir
Sejak ISIS berkuasa di Irak pada Juni 2014, ibadah Natal dilaksanakan untuk pertama kalinya di Gereja Katedral Saint Paul, Mosul.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Malvyandie Haryadi
Tribunnews/Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, MOSUL - Pada Desember ini, untuk pertama kali selama empat tahun ISIS berkuasa di Irak, umat Kristen di negara tersebut akhirnya berkesempatan merayakan Natal.
Baca: Perludem: KPU Punya Peran Lawan Kampanye Hitam dan Hoax
Senin (25/12/2017), ungkapan kegembiraan dan nyanyian rohani berkumandang di gereja-gereja daerah utara Irak, terutama Mosul.
Sejak ISIS berkuasa di Irak pada Juni 2014, ibadah Natal dilaksanakan untuk pertama kalinya di Gereja Katedral Saint Paul, Mosul.
Meski di tengah pengamanan yang ketat, jemaat memadati gereja tersebut pada misa Malam Natal, Minggu (24/12/2017).
Pemimpin Gereja Katolik Irak, Louis Raphael Sako, yang memimpin ibadah pada hari itu, berharap umat Kristen yang lari dari ancaman ISIS di Mosul dapat kembali ke rumah mereka.
"Banyak dari mereka yang tidak kembali karena rumah mereka sudah dihancurkan atau dibakar, karenanya gereja akan membangun kembali rumah-rumah tersebut," ucap Sako.
"Pesan saya bagi saudara-saudara muslim, saya minta agar saudara-saudara mengubah cara pandang (ISIS). Anda seharusnya yang mengenal lebih baik bagaimana Kristen itu," katanya lagi.
Momen Natal pertama ini juga ikut dirayakan oleh warga muslim di kota kedua terbesar di Irak itu.
"Pertama kali dalam hidup saya, saya melihat orang-orang di Mosul menikmati kehadiran Sinterklas dan peringatan Malam Natal," kata seorang sejarawan Mosul, Omar Mohammed.
Di Kota Teleskof, jemaat juga memadati sejumlah gereja, meski sebagian besar masih mengalami kerusakan akibat ulah para ekstremis ISIS.
Banyak gereja di kota tersebut sudah dirusak dan dibakar habis.
Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi pada awal Desember ini mengatakan bahwa ISIS telah dikalahkan dalam perang yang terjadi selama tiga tahun terakhir ini.
Perbatasan Irak-Suriah dan sejumlah wilayah besar di Irak, termasuk Mosul, sudah direbut kembali kekuasaannya oleh pasukan militer Irak.
Meski demikian, kekhawatiran terhadap berlanjutnya penganiayaan dan aksi kekerasan, terutama akibat situasi panas dengan pemerintah setempat, tetap menghantui. (Sky News/ABC News)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.