Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yakuza Semakin Mati Kutu di Kalangan Perbankan dan Sekuritas Jepang

Pencarian uang lewat perbankan bagi kalangan mafia Jepang (yakuza) praktis tertutup rapat mulai tahun ini.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Yakuza Semakin Mati Kutu di Kalangan Perbankan dan Sekuritas Jepang
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Situs Asosiasi Perbankan Jepang 

Sorotan utama terjadi pada tahun 2013 ketika Mizuho Bank, satu dari tiga megabank Jepang, berada di bawah pengawasan Badan Jasa Keuangan telah memberikan pinjaman kepada orang yang terkait dengan kelompok kejahatan terorganisir.

Badan pengawas keuangan tersebut menemukan bahwa Bank Mizuho telah melakukan 230 transaksi dengan orang yang memiliki hubungan dengan Yakuza, yang melibatkan dana lebih dari 200 juta yen, sebagian besar dalam bentuk pinjaman mobil.

Kasus tersebut menyebabkan pengunduran diri Chairman Keuangan Mizuho, ​​dan puluhan eksekutif bank dikenai sanksi.

FSA (Financial Service Agency) Jepang memerintahkan bank untuk memperbaiki operasinya.
Dampak skandal itu melampaui Mizuho, ​​dengan bank lain sempat mengaku juga kebablasan memberikan pinjaman kepada yakuza.

Baca: Emil Dardak Calon Gubernur Jatim, Arumi Bachsin Terharu Terbang Melayang ke Langit ke Tujuh

JBA terdiri dari 120 anggota reguler, termasuk tiga besar yatu Bank Mizuho, ​​Bank Mitsubishi UFJ (dulu bernama Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ) dan Sumitomo Mitsui Banking Corp (SMBC).

Memiliki 72 anggota asosiasi dan puluhan anggota khusus.

Berita Rekomendasi

Sejak kasus Mizuho, ​​asosiasi tersebut berusaha meningkatkan upaya untuk mendapatkan akses bagi anggotanya ke database polisi.

"JBA akan terus berupaya memotong hubungan dengan kekuatan anti-sosial (yakuza) secara efektif dengan menggunakan database kejahatan terorganisir Badan Kepolisian Nasional," ungkapnya.

Yakuza, mafia asal Jepang, terlibat dalam banyak kegiatan kriminal termasuk pemerasan, pelacuran, perjudian, narkoba dan perdagangan senjata, serta kejahatan kerah putih yang lebih canggih.

Pembuat undang-undang dan regulator telah melewati serangkaian undang-undang dan tata cara selama beberapa dekade terakhir yang ditujukan untuk membatasi kegiatan kelompok yakuza.

Tata cara anti-geng lokal yang diperluas di seluruh 47 perfektur pada tahun 2011 melarang warga melakukan bisnis dengan yakuza.

Langkah-langkah ini telah membuat ketegangan finansial pada sindikat kejahatan terorganisir, dan ditambah dengan bertahun-tahun tindakan keras polisi, sehingga tampak terlihat keanggotaan Yakuza terus menurun.

Kelompok Yakuza di Jepang.
Kelompok Yakuza di Jepang. (Wikimedia)

Badan Kepolisian Nasional mengatakan jumlah gangster, termasuk anggota yakuza terdaftar dan yang berafiliasi dengan yakuza, berdiri di 39.100 pada akhir 2016, turun 7.800 dibandingkan tahun sebelumnya ketika sindikat kejahatan yakuza Yamaguchi-gumi, Jepang dan paling kuat, terbelah menjadi faksi-faksi yang saling bersaing.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas