Duh, Sudah 22 Tahun Wanita Ini Setiap Hari di Tepian Jalan Tunggu Kedua Anaknya yang Hilang
Luo menanti kabar dua buah hatinya yang hilang di sebuah persimpangan sibuk di kota itu pada 1996 lalu.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Mengharukan! Selama lebih dari dua dekade Luo Xingzhen seorang seorang tukang reparasi sepatu tak pernah absen dari kisonya di salah satu sudut kota Duyun, provinsi Guizhou, China.
Luo bukan hanya bekerja mencari nafkah di kios kecilnya itu, tetapi ada hal yang amat penting yang membuatnya tak pernah sehari pun absen bekerja.
Ternyata, Luo menanti kabar dua buah hatinya yang hilang di sebuah persimpangan sibuk di kota itu pada 1996 lalu.
Kedua anak Luo, seorang perempuan dan laki-laki itu, hingga kini tak terdengar kabarnya. Demikian dikabarkan stasiun televisi CCTV.
Luo meyakini kedua anaknya Hu Hualan, saat itu berusia tujuh tahun dan adiknya Hu Huabai (5) diculik.
Segala upaya sudah dilakukan Luo untuk mencari keberadaan kedua buah hatinya itu namun tak membuahkan hasil.
Kini dia hanya bisa bekerja di kios reparasi sepatunya sambil berharap kedua anaknya itu akan muncul suatu hari nanti.
"Saya ingin berada di sini jika mereka kembali. Jika saya pergi ke tempat lain dan mereka pulang, kami pasti tak akan bertemu," kata Luo.
Perempuan itu mengatakan, suaminya kini masih berupaya mencari kedua anak itu. Dan, tugasnya adalah menunggu keduanya di tepian jalan kota.
Kasus anak hilang di China bukan hal baru.
Setiap tahun tak kurang dari 300.000 orang anak hilang dan hanya sebagian kecil dari mereka bisa ditemukan kembali.
Polisi biasanya mulai melakukan pencarian dua hari setelah seorang anak dilaporkan hilang. Namun, penundaan dua hari itu justru semakin mempersulit upaya pencarian.
Kementerian Keamanan Publik China mengatakan, banyak yang melebih-lebihkan angka anak-anak yang hilang di negeri itu.
Pada 2014, kementerian mengklaim telah menyelamatkan 4.000 orang anak-anak yang diculik.
Dalam rentang waktu 2009-2012, kepolisian menemukan 35.000 anak dan menangkap 9.000 orang yang terlibat kasus perdagangan manusia. (Ervan Hardoko/Kompas.com)