Kisah Tragis Gadis Cantik Anneliese yang Disiksa Sampai Mati Tanpa Ampun dalam Ritual Eksorsisme
kejadian mengerikan seperti yang tergambar dalam film tahun 2005, The Exorcism of Emily Rose tidak sepenuhnya bersifat fiksi.
Editor: Sugiyarto
Dugaan ini kian menguat setelah Anneliese mengaku kerap melihat wajah iblis serta mendengar bisikan-bisikan aneh di telinganya.
Bisikan yang paling diingatnya yakni yang mengatakan bahwa dirinya dikutuk dan akan membusuk di neraka.
Keluarganya pun mencoba mencari pertolongan ke para pendeta untuk membantu mengeluarkan iblis tersebut.
Tapi belum ada yang bersedia.
Anneliese kian tak terkendali. Ia merobek pakaiannya, merangkak di bawah meja, menggonggong seperti seekor anjing selama dua hari.
Dia juga memakan laba-laba, menggigit bangkai kepala burung serta menjilat air kencingnya sendiri di lantai.
Akhirnya, dia dan ibunya menemukan seorang pendeta, bernama Ernst Alt, yang percaya bahwa Anneliese dikuasai roh jahat.
Atas ijin dari Josef Stangl, seorang uskup setempat, akhirnya Ernst Alt dibantu Arnold Renz pun mulai melakukan ritual eksorsisme.
Eksorsisme telah ada di berbagai budaya dan agama selama ribuan tahun, namun praktik tersebut menjadi populer di Gereja Katolik pada tahun 1500an dengan para imam yang menggunakan ungkapan Latin "Vade retro satana" ("Kembalilah, Setan") untuk mengusir setan.
Praktek eksorsisme Katolik dikodifikasikan dalam Rituale Romanum , sebuah buku praktik Kristen yang dikumpulkan pada abad ke-16.
Pada tahun 1960an, eksorsisme sangat jarang terjadi di kalangan umat Katolik, namun peningkatan film dan buku seperti The Exorcist di awal 1970-an menyebabkan minat baru terhadap praktik ini.
Selama sepuluh bulan berikutnya, setelah persetujuan uskup terhadap eksorsisme Anneliese, Alt dan Renz melakukan 67 eksorsisme, yang berlangsung sampai empat jam.
Mereka menyebut bahwa setidaknya ada enam iblis yang menguasai tubuh Anneliese, yakni Lucifer, Kain, Yudas Iskariot, Hitler, dan Nero.
Semua roh ini saling berperang memperebutkan tubuh Anneliese.