1 Februari 2003, Pesawat Ulang Alik Columbia Meledak Tewaskan Tujuh Astronot
Pada pukul 09.00, Columbia akhirnya meledak sebelah tenggara Texas, tak jauh dari kota Dallas.
Editor: Johnson Simanjuntak
Anehnya, sejumlah cacing yang dibawa ke orbit Bumi sebagai bahan penelitian yang disimpan di dalam sebuah kaleng kecil lolos dari maut.
Pada Agustus 2003, badan investigasi tragedi Columbia merilis laporan yang mengungkapkan bahwa para kru pesawat ulang alik itu bisa selamat jika kerusakan di sayap diperbaiki atau para kru dievakuasi dari pesawat.
Columbia bisa tetap berada di orbit hingga 15 Februari dan pesawat ulang alik Atlantis yang sudah dijadwalkan akan meluncur pada saat itu bisa digeser waktu peluncurannya ke 10 Februari.
Sehingga, menurut hasil laporan itu, para kru Columbia memiliki waktu untuk memperbaiki sayap atau mengevakuasi kru dari pesawat tersebut.
Akibat tragedi Columbia ini, program pesawat ulang alik dihentikan hingga 16 Juli 2005 saat Discovery meluncur ke angkasa luar.
Ketujuh astronot yang tewas dalam tragedi Columbia ini adalah:
Rick D Husband, seorang kolonel AU dan pakar teknik mesin.
William C McCool, perwira AL Amerika Serikat.
Michael P Anderson, letnan kolonel AU, ahli fisika, dan bertanggung jawab atas misi sains Columbia.
Ilan Ramon, kolonel AU Israel sekaligus astronot pertama negeri tersebut.
Kalpana Chawla, insinyur teknologi dirgantara yang sudah dua kali menjalani misi ulang alik.
David M Brown, kapten AL Amerika Serikat dengan spesialiasi penerbang dan ahli bedah. Dia bekerja dalam eksperimen sains di orbit Bumi.
Laurel Blair Salton Clark, kapten AL Amerika Serikat dan bekerja melakukan eksperimen biologi.(Ervan Hardoko/SumberHistory)
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Ulang Alik Columbia Meledak