Buah Pear Fukushima Jepang Diekspor ke Indonesia 2 Tahun Terakhir, Diterima Baik Masyarakat Setempat
Di bidang makanan Jepang memberikan standar radiasi yang sangat ketat yaitu sepersepuluh dari Amerika Serikat
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Citra Fukushima masih terasa belum pulih dengan kesan tercemar radiasi terutama makanannya dan perikanannya hingga kini.
"Inilah yang memang paling berat tugas kami untuk memulihkan kembali citra Fukushima dan Tohoku agar dapat diterima kalangan internasional terutama produksi makanan pertanian, sake dan perikanannya," papar Menteri Rekonstruksi Masayoshi Yoshino (69) kelahiran Iwate Tohoku, lulusan Universitas Waseda sore ini, Rabu (7/3/2018).
Di bidang makanan Jepang memberikan standar radiasi yang sangat ketat yaitu sepersepuluh dari Amerika Serikat (AS).
Kalau standar Jepang, makanan yang teradiasi lebih besar dari 100 Becquerel per kilogram, tidak akan bisa masuk pasaran Jepang. Bahkan makanan anak-anak (bayi) bisa teradiasi lebih besar dari 50 Becquerel per kilogram, tak akan bisa lolos ke pasaran Jepang.
Sedangkan standar AS adalah 1200 Becquerel per kilogram dan standar Eropa (EU) adalah 1250 Becquerel per kilogram serta 400 Becquerel per kilogram untuk makanan anak.
Sementara data survei pemerintah Jepang bahkan mulai Juni 2015 ikan yang berasal dari Fukushima kini sudah diperkenankan untuk dimakan dinyatakan aman bagi kesehatan.
Demikian pula beras, sayur, buah dan berbagai makanan dari Fukushima saat ini sudah aman untuk dikonsumsi.
"PM Jepang sendiri tahun lalu datang ke Fukushima makan semua makanan yang diproduksi berasal dari Fukushima," tekan Yoshino lagi.
Memang diakuinya masalah yang paling berat saat ini untuk daerah Tohoku khususnya Fukushima adalah mengembalikan kepercayaan turis asing agar percaya bahwa Fukushima telah aman kembali saat ini dan siap menerima kunjungan para tamu.
"Kita berharap lebih banyak lagi turis datang ke Fukushima karena sudah kembali pulih saat ini makanan dan segalanya. Bahkan buar pear (momo) Fukushima selama dua tahun terakhir ini sudah diekspor ke Indonesia, Malaysia dan Thailand serta mendapat tanggapan diterima sangat baik di sana," tambahnya lebih lanjut.
Menteri Yoshino merasa lega sedikit atas dukungan masyarakat Asia yang banyak sekali membantu meningkatkan semangat masyarakat Tohoku selama ini dengan berbagai bantuannya sebagai bentuk kerjasama persahabatan kedua negara.
"Persahabatan ini diharapkan semakin manis dan hubungan semakin erat antara kedua negara di masa depan. Seperti negara Benang di Afrika Barat yang selama ini banyak menerima bantuan dana dari Jepang, seorang Kepala Rumah Sakit nasionalnya menawarkan diri untuk membantu daerah bencana di Tohoku dan juga mengumpulkan dana dari negara tersbeut untuk masyarakat Tohoku. Hal ini sangat mengharukan sekali, membuat kerjasama kedua negara semakin indah dan kuat di masa mendatang."
Makanan khususnya Sake dari Fukushima bahkan selalu terbaik terpilih di Jepang di antara berbagai sake lainnya di Jepang. Bahkan tahun lalu kembali menjadi juara pertama dengan kategori sebagai sake tipe terbarunya. Juara kedua dari Miyagi tetangga Fukushima yang juga terkena bencana alam 11 Maret 2011.
Sementara itu rencana pemblokiran bawah tanah dengan pagar (blok) es sedalam kira-kira 30 meter agar tanah sekitar tak terkontaminasi radioaktif masih dalam wacara pembahasan belum ada keputusan.
"Daerah PLTN Fukushima yang ada dipagari (blok) dengan es sedalam 30 meter agar radioaktif tidak mencemari lokasi sekitar masih dalam pembahasan belum ada keputusan apa pun. Saya pun masih menunggu hasil pembahasan para ahli tersebut."