Rencana Aksi 24 Poin Deklarasi Sydney Dijanjikan Rampung 2019
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus Asia Tenggara (ASEAN)-Australia 2018, resmi ditutup Minggu (18/3/2018) pukul 15.00 waktu setempat, AEDT.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Thamsil Thahir dari Australia
TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY — Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus Asia Tenggara (ASEAN)-Australia 2018, resmi ditutup Minggu (18/3/2018) pukul 15.00 waktu setempat, AEDT.
Penutupan forum diplomatik 11 negara di kawasan Pasifik-Atlantik ini ditandai pembacaan 24 poin kesepakatan bersama (Joint Statemen) Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Ada 24 kesepakatan dan 8 program inisatif kerjasama dan kesepahaman yang dinamai The Sydney Declaration.
Baca: Didampingi 5 Menteri, Jokowi Sampaikan Sikap Indonesia Tanggulangi Teroris
Ke-24 poin kesepakatan ini akan diimplementasikan dalam bentuk program aksi dalam tempo lima tahun terhitung sejak 2015 hingga 2019, yang menggunakan istilah; ASEAN-Australia Strategic Partnership (2015-2019).
24 poin kesepakatan ini adalah komitmen dan kesimpulan dari rangkaian sekitar 25 pembicaraan bilateral dan multilateral bersama dan terpisah antara 10 pemimpin negara Asia Tenggara plus Australia dan sekitar 32 menteri bidang diplomasi, perdagangan, dan keamanan dari 11 negara.
Ke-24 poin Deklarasi Sydney itu dibagi lima fokus teknis.
Baca: Survei Poltracking Indonesia: Gus Ipul-Puti Hanya Mampu Kalahkan Khofifah-Emil di Wilayah Tapal Kuda
Pertama, pengantar dengan 7 kesepakatan;
Kedua, keamanan kawasan dan penanggulan teroris;
Ketiga, kesejahteraan masa Depan Ekonomi;
Keempat, kenyamanan sekitar 450 juta penduduk (380 juta di 10 negara ASEAN dan 24,7 juta di Australia);
Kelima, dialog dan kerjasama bilateral dan multilateral masa depan.
Baca: Strategi Indonesia dalam Penanggulangan Terorisme di KTT ASEAN-Australia Dipaparkan Suhardi Alius
Sedangkan 12 inisiatif dialog yang akan dibicarakan di level menteri, lembaga, termasuk ketelibatan pihak swasta dari 11 negara peserta KTT.
12 inisiatif tersebut diantaranya penanggulangan terorisme; penanggulangan perdagangan manusia; cyber security dan e-commerce;pertahanan negara dan kawasan.
Kemudian maritim, urbanisasi dan infarstruktur ekonomi, konektivitas, pendidikan, kesehatan, Pemberdayaan perempuan, perdamaian, dan keamanan dalam mendukung strategi partnership.
Baca: Airlangga Akui Usulkan Titiek Soeharto Gantikan Mahyudin Sebagai Wakil Ketua MPR
Tidak seperti seremoni di Asia, yang sarat pengantar dan basa-basi, jumpa pers dan penyampaian kesepakatan itu langsung kepada materi.
Tidak ada selamat sore atau sambutan terima kasih.
PM Turnbull langsung membacakan naskah pidato dua halamannya, lalu kemuddian dilanjutkan sambutan perdana menteri Lee.
Secara bergantian mereka membacakan simpulan 24 poin deklarasi Sydney.
“Saya berdiri disini mewakili para pemimpin ASEAN, dari hasil plenary, tadi pagi,” kata Lee Hsien Loong yang berbicara setelah Malcolm.
Malcolm mengatakan, “Australia dan para pemimpin ASEAN akan terus bekerjasama untuk menegaskan kembali pentingan keamanan, kenyamanan dan kesejahteraan di kawasan pertumbukan ekonomi paling tinggi di dunia,” kata Turnbull saat bicara dihadapan sekitar 130 wartawan internasional, regional Asia dan Australia di International Convention Center (ICC) Darling Harbour, CBD Sydney, Australia.
Pemimpin ASEAN yang hadir antara lain, Nadjib bin Haji Abdul Razak (PM Malaysia), Daw Aung San Suu Kyi (PM Myanmar), Nguyen Xuan Phuc (Presiden Vietnam), Lee Hsien Loong (PM Singapura).
Kemudian Malcolm Turnbull (PM Australia), Jenderal Prayut Chan-O-cha (PM Thailand), Sultan Haji Hasanah Bolkiah Mu’izzaddin Waddaullah (Raja Brunei Darussalam).
Lalu Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun (PM Kamboja), dan Dr Thongloun (Laos).
Presiden Philipina diwakili sekretaris menteri luar negerinya.