Penembakan di Sekolah Kembali Terjadi di Amerika Serikat, Pelaku Tewas & Dua Orang Luka-luka
Cameron mengatakan Austin menembakkan pistol Glock 9-milimeter pada seorang anak laki-laki berusia 14 tahun dan seorang gadis 16 tahun
Penulis: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Masalah kontrol senjata api kembali menjadi perhatian Amerika.
Hal ini terjadi di Great Mills High School yang berlokasi di Southern Maryland pada hari Selasa waktu setempat (20/3/2018).
Mirisnya, kejadian penembakan ini dimulai tepat seminggu setelah SMA tersebut melakukan unjuk rasa memprotes soal kontrol terkait senjata.
Unjuk rasa tersebut merupakan salah satu bentuk aksi protes para siswa di seluruh Amerika terkait kian gencarnya penembakan di sekolah.
Sayangnya, pemerintahan Donald Trump tampaknya tak menggubris protes dari para siswa di seluruh Amerika tersebut.
Tak adanya perubahan kebijakan berarti soal kontrol senjata api ini ini pun menimbulkan korban kembali.
Dua orang siswa yang ikut turun ke jalan untuk memprotes kebijakan soal senjata api tersebut menjadi korban dalam penembakan di Maryland tersebut.
Melansir dari CNN, pria bersenjata yang menjadi pelaku dalam penembakan ini dicurigai adalah seorang pelajar berusia 17 tahun, Austin Wyatt Rollins yang juga bersekolah di SMA tersebut.
Beruntung kejadian ini berlangsung kala polisi ikut menjaga ketat area sekolah tersebut.
Usai pelaku menembak 2 orang siswa lainnya, polisi pun menyarangkan peluru kepada sosok pembawa senjata api tersebut.
Austin pun dinyatakan meninggal beberapa jam kemudian di sebuah rumah sakit setempat.
Dua siswa remaja yang ditembak oleh Austini kini dirawat karena luka-luka mereka.
Salah satu dari mereka yakni Jaelynn Willey, berada dalam kondisi kritis.
Sementara itu, petugas kepolisian yang menembaki pria bersenjata itu tidak mengalami luka sedikitpun.
“Untuk hal seperti inilah kami berlatih. Untuk hal inilah kami selalu siap siaga dan kami berdoa agar hal ini tidak perlu kami lakukan, ”kata Sheriff area St. Mary,Tim Cameron.
"Dan pada hari ini kami menyadari mimpi terburuk kami bahwa aset terbesar kami yakni anak-anak kami diserang di area yang selalu dianggap memiliki keamanan dan keselamatan, yakni salah satu sekolah kami."
Seluruh kejadian itu terjadi kurang dari satu menit pada pukul 7:55 pagi di sebuah lorong sekolah di Great Mills, sebuah sekolah yang berjarak 90 mil di sebelah selatan Baltimore.
Cameron mengatakan Austin menembakkan pistol Glock 9-milimeter pada seorang anak laki-laki berusia 14 tahun dan seorang gadis 16 tahun, yang kemudian diidentifikasi sebagai Willey.
Ada "indikasi bahwa ada hubungan sebelumnya antara penembak dan korban perempuan," kata Cameron, melansir dari CNN.
Petugas kepolisian yang kebetulan saat itu berada di area sekolah, yakni Blaine Gaskill pun menanggapi dengan cepat kejadian tersebut.
Cameron mengatakan bahwa Gaskill terpaksa harus menembaki Austin karena pada saat yang hampir bersamaan siswa itu mengarahkan senjatanya ke arah Gaskill.
Penyidik masih mencoba untuk menyelidiki kronologi kejadian secara mendalam.
Willey yang menderita luka serius sendiri hingga saat ini masih berada dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Universitas Maryland Prince George, sementara bocah lelaki berusia 14 tahun lainnya yang menjadi korban berada dalam kondisi yang baik di MedStar St. Mary's Hospital.
Kasus ini pun kembali menjadi tamparan keras bagi para orang tua di Amerika Seriakt mengingat kejadian tragis ini berlangsung sebulan usai penembakan belasan siswa SMA di Florida yang masih menyisakan banyak duka bagi warganya.
(Tribunnews.com/ Bobby Wiratama)