Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yakuza Jepang di Persimpangan Jalan, Antara Kelompok Kekerasan dan Kembali ke Semangat Bushido

Kalangan yang menganut azas kekerasan terutama anak muda yakuza banyak yang tidak terdidik dengan semangat kesatria sehingga menghalalkan segala cara.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Yakuza Jepang di Persimpangan Jalan, Antara Kelompok Kekerasan dan Kembali ke Semangat Bushido
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Mantan pimpinan Yakuza afiliasi Yamaguchigumi, Sugawara Ushio (52), bos Watanabe gumi dan salah satu pimpinan Sato gumi dengan Buku Yakuza Indonesia. 

Kini dengan UU Anti Yakuza yang telah direvisi sedikitnya 32 kali dan muncul pula peraturan terkait pelarangan kegiatan yakuza, ruang lingkup kegiatan jadi sangat sempit, mencari uang jadi sangat susah.

Dalam keadaan sekarang ini, cari uang susah, kubu kekerasan memang sedang naik daun untuk mencari uang sebanyaknya melalui penipuan dan kejahatan lain, terakhir pembunuhan.

Saat ini tidak ada senior di dalam kelompok yakuza yang punya waktu untuk melakukan pendidikan kesatria tersebut.

Kalau pun ada waktu, anak muda yakuza malas untuk mengikutinya, karena hanya "uang" saja yang ada di kepalanya dengan segala cara memperolehnya.

Baca: Prostitusi Online di Aceh Besar Terungkap Setelah Polisi Menyamar dan Memesan Dua Wanita di Hotel

"Toh kita orang jahat kan? Ngapain ikut-ikut aturan atau ala kesatria begitu, gak ada waktu!" ungkap seorang yakuza muda.

"Memang anggota yakuza adalah anggota sindikat kejahatan. Tapi kalau tidak terbukti melakukan kejahatan kan tidak bisa dibilang orang jahat bukan?" papar Sugawara.

Berita Rekomendasi

Di situlah letak seni yakuza dengan jiwa kesatrianya, melakukan kerja dengan manis terorganisir tetapi sulit terdeteksi dan tak bisa dibuktikan kesalahan yang dibuatnya.

Cara halus dan bergengsi itu tampaknya ingin dididik kepada generasi muda saat ini yang asal gebuk saja, tak memikirkan masa depannya sehingga merasa masa bodoh soal masuk penjara.

"Hidupnya kan habis dengan percuma di penjara kalau perbuatannya yang tak seberapa tapi akhirnya menjalani penjara bertahun-tahun," ujar dia.

Namun di beberapa hal memang mau tak mau untuk membela dan menjaga kelompok yakuza nya, para anggota yakuza terpaksa mengakui kesalahan, walaupun tak berbuat, demi menjaga dan melindungi atasannya. Akhirnya masuk penjara.

Baca: Penggerebekan Pabrik Narkoba di Denpasar Berawal dari Penangkapan Krisna Andika

Hal ini diantisipasi pemerintah dengan mengeluarkan peraturan, kalau pun anak buah yang melakukan, asalkan tercatat resmi sebagai anak buahnya, maka atasan dapat terkena hukuman pula terutama terkait pidana berat seperti pembunuhan atau penipuan besar.

Masalahnya, apakah akan muncul kesaksian dari anak buahnya yang masuk penjara bahwa dia disuruh bosnya?

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas