Bos Partai Komeito Jepang Dipanggil Nat-chan oleh Masyarakat dan Anggota Parlemen Lainnya
Salah satunya bos Partai Koalisi Komeito, Natsuo Yamaguchi yang kini banyak dipanggil Nat-chan di mana-mana.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dunia politik di Jepang sekali untuk disimak. Apalagi saat pemilu berlangsung.
Nama depan pun jadi nama kesayangan sehingga mudah dipanggil dan enak didengar.
Salah satunya bos Partai Koalisi Komeito, Natsuo Yamaguchi yang kini banyak dipanggil Nat-chan di mana-mana.
"Saya lihat pemilu dan banyak pendukungnya panggil nat-chan, eh saya jadi ketularan manggil Nat-chan mestinya sih tidak boleh. Begitu saya panggil Nat-chan, bos saya itu langsung menatap serius, tetapi malah dia ngomong sendiri Nat-chan desu," kata anggota parlemen Jepang dari Komeito, Nobuhiro Miura, Jumat (23/3/2018) malam di acara TV Fuji pada program "Hal-hal Menarik Dunia Politik Jepang."
Bukan hanya saat pemilu saja, kebiasaan memanggil pakai nama Nat-chan, saat di kantor pun di Nagatacho, Miura keceplosan memanggil nat-chan.
Baca: AS Perlihatkan kepada Media Penampakan Pesawat Tempur Stealth F35B di Okinawa Jepang
"Saat itu saya bersisipan dengan bos, langsung saya sapa Nat-chan, eh, kembali dia menatap tajam tapi akhirnya juga menjawab, Nat-chan desu," kata dia disambut tertawa peserta diskusi lain di TV Fuji tersebut.
Kisah lucu dan sekaligus menarik ditampilkan mengenai dunia perpolitikan Jepang kemarin malam.
Seorang wanita anggota parlemen muda dari Aichi, Takae Ito (42), menceritakan saat pindah ke Tokyo menjadi anggota DPR dari daerah.
"Saat saya pertama kali pindahan ke Tokyo, karena mau mengirit tidak dikirim lewat perusahaan pengiriman, tapi saya bawa sendiri semua barang saya dari Aichi. Karena tak mau bolak balik saya ke gedung kantor para anggota parlemen membawa baju-baju saya dan juga alat microwave. Langsung dicegat satpam tidak boleh dibawa masuk alat itu," ceritanya mengenang masa pertamanya memasuki kantor anggota parlemen (DPR) Jepang di Nagatacho.
Baca: Puan Maharani Mengaku Kenal Made Oka
Lain lagi kisah Yoichiro Aoyagi (48) dari Partai Demokratik Konstitusi Jepang.
"Saya waktu pertama kali jadi anggota DPR di Nagatacho kan setiap anggota parlemen ada nama kayu yang berdiri itu di bangkunya masing-masing. Ponsel saya keluarkan lalu saya foto nama saya sendiri. Eh mendadak satpam datang melarang memotret dan meminta menghapusnya. Lalu saya hapus foto tersebut," ceritanya.
Di dalam gedung parlemen tempat rapat besar memang ada larangan memotret apa pun di sana, kecuali mendapat izin dari pengelolanya.
Bahkan termasuk tempat duduknya sendiri dan berbagai perkakas atau tanda di tempat duduknya sendiri juga dilarang di foto.