Turki dan Rusia Bangun Rumah Sakit Bagi Warga Suriah yang Kabur Dari E Ghouta
Turki, Rusia dan Iran juga menyatakan bahaa mereka berkomitmen untuk mencapai 'gencatan senjata abadi' di Suriah.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Ankara dan Moscow akan melakukan koordinasi proyek rumah sakit, setelah bertemu dengan pimpinan dari Rusia dan Iran.
Dikutip dari laman Aljazeera, Kamis (5/4/2018), Turki dan Rusia akan berkolaborasi untuk mendirikan sebuah rumah sakit di Suriah, Tel Abyad untuk mengobati orang-orang yang melarikan diri dari Ghouta Timur, kata Erdogan.
Saat berbicara dalam konferensi pers pada Rabu, 4 April 2018, bersama para rekannya dari Rusia dan Iran, yakni Vladimir Putin dan Hassan Rouhani setelah puncak pertemuan di Suriah, Erdogan mengatakan pasukan bersenjatan Turki dan Rusia akan saling berkoordinasi untuj membangun fasilitas medis.
Turki, Rusia dan Iran juga menyatakan bahaa mereka berkomitmen untuk mencapai 'gencatan senjata abadi' di Suriah.
Hal itu disampaikan dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan usai pertemuan di ibukota Turki, Ankara.
Dalam pernyataan itu, ketiga negara tersebut menegaskan kembali komitmen mereka untuk bekerja sama demi pencapaian gencatan senjata abadi antara pihak-pihak yang bertikai.
Osama Bin Javaid dari Aljazeera melaporkan langsung dari Ankara, ia mengatakan bahwa setelah melakukan pertemuan, ketiga pemimpin itu menyatakan semakin meningkatnya harapan mereka untuk solusi damai dalam krisis Suriah, mengingat prestasi yang telah dihasilkan melalui dialog trilateral ketiga negara itu.
"Ini adalah tiga pihak yang memiliki tingkat pengaruh tertinggi, atas apa yang terjadi di Suriah, namun ironisnya, pemerintah Suriah atau oposisi tidak hadir dalam pertemuan ini, dimana nasib Suriah diputuskan," kata Osama.
"Para pemimpin tersebut meninjau kembali pencapaian mereka, mereka telah sampai ke dalam Suriah melalui dialog yang mereka lakukan dalam beberapa bulan terakhir,".
Kamp Saingan
Iran dan Rusia yang merupakan pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan Turki yang mendukung oposisi moderat, telah melakukan kerja sama yang erat melalui serangkaian pembicaraan yang bertujuan mencari solusi untuk konflik Suriah sejak tahun lalu.
'Zona de-eskalasi' disepakati tiga kekuatan di Suriah itu sebagai hasil dari beberapa putaran pembicaraan sepanjang 2017.
Pasukan pemerintah Suriah dikabarkan mendekat untukk mengambil kendali penuh dari kubu oposisi Ghouta Timur, dekat dengan Ibukota Suriah, Damaskus.
Penyitaan di pinggiran kota, tentunya akan menandai perkembangan besar dalam upaya Assad merebut kembali wilayah yang hilang dalam perang selama 7 tahun.